Anak Demam Vs Hiportermia, Begini Cara Penanganan Pertamanya

Anak disebut demam ketika suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celsius.

republika/ yogi ardhi
Anak demam (ilustrasi). Mengompres anak dengan air hangat dapat membantu meredakan demamnya.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak Jennie Dianita Sutantio menjelaskan ada sejumlah tindakan awal yang dapat dilakukan orang tua secara mandiri selama di rumah ketika anak mengalami demam. Pertama, periksakan suhu tubuh anak.

Saat memeriksa suhu tubuh anak, dr Jennie mengimbau agar orang tua tidak mengukurnya dengan menggunakan tangan karena tidak akurat dan dipengaruhi oleh lingkungan. Pakailah alat ukur pasti atau termometer jenis apapun.

"Yang kita sebut demam adalah kalau suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celsius," jelas dr Jennie.

Demam paling sering karena infeksi entah itu virus, bakteri, atau jamur. Mungkinkah tumbuh gigi menyebabkan demam pada anak?

Baca Juga

"Beberapa kali saya pernah ditanya, kalau tumbuh gigi bisa demam? Tidak. Kalau misalnya tumbuh gigi, itu memang suhunya bisa naik tapi tidak bisa sampai 38 derajat," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu dalam webinartentang anak di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Ketika anak demam, dr Jennie menyarankan orang tua agar memastikan kecukupan kebutuhan cairan pada tubuh anak. Menurut dia, biasanya anak yang demam cenderung dehidrasi dan penguapan berlebih sehingga anak dapat diberikan minum lebih banyak.

Kemudian, lakukan kompres dengan air hangat. Usahakan kompres di daerah yang seluas mungkin mulai dari dada, ketiak, perut, hingga paha. Dr Jennie menjelaskan kompres hangat dapat membantu penanganan pertama karena otak akan bekerja atau menerima sinyal untuk berusaha menurunkan suhu tubuh.

"Bukan kompres dingin sebetulnya kalau untuk anak yang demam karena tujuan kita adalah ingin mengeluarkan panasnya, otomatis suhu lingkungan kita buat supaya lebih panas dibandingkan suhu anaknya," kata dr Jennie.

Dr Jennie menjelaskan bahwa obat demam tidak selalu diperlukan atau hanya untuk kondisi di mana anak memang sangat tidak nyaman. Menurut dia, sebetulnya demam merupakan respons natural untuk menghambat infeksi yang terjadi.

"Tapi kalau misalnya demamnya sudah ada tanda bahaya seperti kejang, pendarahan, atau demamnya sudah lebih dari dua hari. Atau kalau misalnya anaknya di bawah enam bulan, suhu berapapun 38,1 derajat Celsius atau 38,2 derajat Celsius, kalau di bawah enam bulan tetap harus segera berobat ke dokter," katanya.

Hipotermia

Di sisi lain, dr Jennie juga mengingatkan, pada bayi baru lahir yang di bawah usia 28 hari justru sebetulnya jarang ditemui kasus demam. Yang paling sering adalah masalah infeksi yang ditandai dengan hipotermia atau suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat Celsius.

"Kita mesti waspada karena sebetulnya hipotermia ini justru adalah penyebab kematian yang nomor satu pada bayi baru lahir, jadi ketika anaknya hipotermia, kita tidak boleh main-main karena cepat sekali perburukannya," kata dia.

Dr Jennie mengingatkan ketika kulit bayi menunjukkan pola seperti marmer (cutis marmorata), hal tersebut juga merupakan tanda suhu tubuh rendah atau bayi kedinginan. Ketika hipotermia terjadi, anak harus dikondisikan dalam suhu yang hangat dengan mengenakan topi atau selimut.

Jika bayi bertubuh kecil, anak juga bisa dipeluk lebih dekat. Caranya sama seperti saat kanguru memeluk anaknya di dalam kantung.

"Sebetulnya, dengan dia dipeluk dan dekat dengan kulit ibu, itu transfer panasnya ada, jadi ini bisa membantu kalau bayi-bayi butuh panas tambahan," ujarnya.

 
Berita Terpopuler