Long Covid Jadi Pandemi Tersembunyi di Inggris

Sekitar dua juta warga Inggris terdampak oleh long Covid.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Long Covid adalah kondisi yang terjadi ketika gejala Covid-19 bertahan lebih dari empat pekan setelah seseorang terinfeksi.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Long Covid tampaknya diam-diam telah memengaruhi cukup banyak orang di Inggris. Diperkirakan ada sekitar dua juta warga Inggris yang terdampak oleh long Covid.

Salah satu dari sekitar dua juta orang tersebut adalah John Cairns. Warga Inggris ini pertama kali terkena Covid-19 pada Januari 2021.

Mulanya, Cairns hanya merasa sedikit lelah seperti tidak mendapatkan tidur yang cukup. Namun, seiring berjalannya waktu, Cairns mulai mengalami gejala batuk yang cukup berat hingga membuatnya kesulitan bernapas.

Beberapa hari berlalu, batuk yang dialami Cairns semakin berat. Batuk yang terus-menerus membuat Cairns mengalami kesulitan tidur. Untuk sekedar naik dan turun tangga pun, Cairns kerap merasakan sesak napas.

"Saya dilarikan ke instalasi gawat darurat tiga kali, karena kondisi saya sangat buruk, saya tidak bisa melakukan apa pun," kenang Cairns, seperti dikutip dari Metro, Kamis (20/10/2022).

Umumnya, orang-orang-orang yang terkena Covid-19 akan mencapai pemulihan yang optimal dalam waktu sekitar tiga pekan. Akan tetapi, hal serupa tak terjadi pada Cairns. Hingga saat ini, 20 bulan sudah berlalu sejak Cairns terkena Covid-19 dan gejala yang dia alami masih terus ada.

"Saya tidak kata benar-benar membaik. Saya hanya 35 persen dari diri saya yang dulu," pungkas Cairns.

Sebelum Covid-19, Cairns mengatakan dirinya merupakan orang yang sangat aktif. Dia bekerja 50 jam per hari dan kerap bermain dengan anak-anaknya di luar rumah.

"Sekarang, saya sudah tidur jam tujuh malam karena merasa sangat lelah," ujar Cairns.

Long Covid adalah kondisi yang terjadi ketika gejala Covid-19 bertahan lebih dari empat pekan setelah seseorang terinfeksi, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Long Covid diperkirakan bisa memunculkan sekitar 200 macam gejala, mulai dari brain fog atau sulit konsentrasi, sesak napas, rambut rontok, hingga penurunan gairah seksual.

Baca Juga

Dr Brian O'Connor dari Cromwell Hospital mengungkapkan bahwa gejala long Covid kerap memicu disabilitas atau kesulitan pada para penderitanya. Sejauh ini, gejala long Covid yang paling sering dia temukan pada pasien adalah lelah ekstrem dan kesulitan berkonsentrasi. Gejala lain yang juga kerap dialami penderita long Covid adalah nyeri pada kaki, ruam kulit, dan parosmia atau distorsi indra penciuman dan pengecap.

"Makanan yang semula Anda rasa nikmat bisa terasa seperti muntah atau kotoran," jelas Dr O'Connor.

Secara umum, Dr O'Connor mengatakan kondisi long Covid lebih banyak dikeluhkan oleh kelompok usia kerja, terutama usia 35 tahun ke atas. Terkait jenis kelamin, long Covid tampak lebih sering mengenai wanita dibandingkan pria.

"Pasien-pasien dengan long Covid yang saya temui cenderung orang-orang yang sebelumnya bertubuh sehat sebelum sakit," ujar Dr O'Connor.

Berdasarkan data per Juni lalu, ada sekitar satu dari 17 orang di Inggris yang terkena Covid-19. Dari seluruh orang yang pernah terkena Covid-19 ini, sebanyak tiga hingga 12 persen di antaranya berpotensi mengalami long Covid selama lebih dari tiga bulan. Mengingat tren Covid-19 kembali meningkat di Inggris saat ini, kasus long Covid di negara tersebut diprediksi akan semakin banyak dalam beberapa tahun ke depan.

 
Berita Terpopuler