XBB, Subvarian Baru SARS-CoV-2 Tampak Lebih Mampu Tembus Sistem Kekebalan

XBB tampak telah meningkatkan kasus Covid-19 di Singapura.

Pixabay
Virus corona (ilustrasi). Pakar kesehatan masyarakat di Johns Hopkins Center for Health Security, Amesh Adalja, mengatakan XBB kemungkinan merupakan subvarian yang paling mampu menghindari sistem kekebalan.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subvarian baru SARS-CoV-2 terdeteksi lebih mampu mengalahkan sistem kekebalan tubuh. Subvarian yang dijuluki XBB itu diyakini menyebar dengan cepat di Singapura.

Sejauh ini, sudah lebih dari 17 negara, termasuk Denmark dan Australia, yang melaporkan infeksi XBB. Berdasarkan laporan The Independent, kasus Covid-19 di Singapura meningkat lebih dari dua kali lipat dari 4.719 pada 10 Oktober menjadi 11.732.

Petugas medis meyakini subvarian XBB bertanggung jawab atas peningkatan kasus yang cepat. Kasus telah meningkat secara global belakangan ini, saat bulan-bulan musim dingin mendekat. Bahkan, hal ini mendorong peningkatan masalah pernapasan.

Data terbaru di Inggris mengungkap bahwa hanya dalam satu pekan, kasus naik lebih dari 30 persen. Belum jelas apakah subvarian XBB alias BA.2.10 yang merupakan evolusi dari strain subvarian BA.2 omicron itu telah sampai ke Inggris, tetapi petugas medis telah memperingatkan tingkat keparahan gejalanya.

Pakar kesehatan masyarakat di Johns Hopkins Center for Health Security, Amesh Adalja, mengatakan XBB kemungkinan merupakan subvarian yang paling mampu menghindari sistem kekebalan. XBB berpotensi menimbulkan masalah untuk perawatan dan strategi pencegahan berbasis antibodi monoklonal saat ini.

"Walaupun ada varian yang dapat menghindari sistem imunitas, perlindungan yang diberikan vaksin terhadap keparahan penyakit tetap bagus," ujar Adalja, seperti dilansir laman The Sun, Rabu (19/10/2022).

Profesor kedokteran molekuler di Scripps Research di AS, Dr Eric Topol, mengatakan bahwa varian XBB bisa berbeda, terutama saat bergerak dan bermutasi. Banyak varian yang sebelumnya menjadi lebih kuat dengan berpindah dari satu negara ke negara lain.

Vaksin telah membantu mencegah infeksi dan rawat inap di seluruh Inggris, yang berarti tidak ada pembatasan untuk orang Inggris. "Tapi ini berbeda karena sekarang kita memiliki varian dengan tingkat penghindaran terhadap kekebalan yang ekstrem, dan di negara mana pun, dan sedikit di antaranya berpotensi mengusik pada saat yang sama," kata Dr Topol.

Baca Juga

UK Health Security Agency (UKHSA) menegaskan salah satu cara terbaik untuk tetap terlindungi adalah dengan mendapatkan vaksin Covid-19. Direktur Clinical and Emerging Infections di UKHSA, Dr Meera Chand , mengatakan pihaknya terus memantau dan menilai semua varian SARS-CoV-2 yang muncul, baik di Inggris maupun di seluruh dunia.

"Saat memasuki musim dingin dan kasus meningkat, pastikan Anda memiliki vaksinasi Covid 19 yang memenuhi syarat dan hindari kontak dengan orang lain jika Anda tidak sehat atau memiliki gejala infeksi pernapasan," kata Chand

Para ahli di Inggris telah menyuarakan keprihatinan dalam sepekan terakhir karena ada indikasi awal bahwa tingkat kematian dengan Covid-19 sudah mulai meningkat. Direktur Program Kesehatan Masyarakat di UKHSA, Dr Mary Ramsay, mengatakan meskipun ini mengkhawatirkan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ini kematian akibat Covid 19. Ia meyakinkan bahwa pada tahap ini angka kematian tidak melonjak secara keseluruhan.

"Jika Anda tidak sehat atau memiliki gejala infeksi pernapasan, sangat penting untuk menghindari kontak dengan orang tua atau mereka yang lebih mungkin menderita penyakit parah karena kondisi kesehatan mereka yang berkelanjutan," ujarnya.

Mengenakan masker juga akan membantu menghentikan penyebaran infeksi pernapasan.

 
Berita Terpopuler