IDAI tidak Anjurkan Setop Konsumsi Sirup Parasetamol, tapi ...

IDAI sebut parasetamol adalah pilihan terakhir yang bisa diambil saat anak demam.

Flickr
Sirup obat batuk (Ilustrasi). Empat sirup obat batuk dan pilek buatan Maiden Pharmaceuticals Limited di India telah dikaitkan dengan kematian 66 anak Gambia.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengklarifikasi pernyataannya terkait penyetopan penggunaan obat sirup parasetamol untuk anak. Ia mengaku tidak menganjurkan penghentian konsumsi sirup pereda nyeri dan demam tersebut melainkan mengedukasi aturan penggunaan obat.

"Ini yang perlu diklarifikasi. Saya tidak anjurkan setop, apalah wewenang saya untuk menyetop. IDAI mengedukasi masyarakat dalam penggunaan obat-obatan agar lebih dahulu melakukan konsultasi ke dokter, jangan beli obat sembarangan," ujar dr Piprim dalam siaran live di akun Instagram resmi IDAI, Selasa (18/10/2022) malam.

Dr Piprim menyerukan para orang tua untuk tidak perlu panik saat anak terserang demam dan batuk. Ia menjelaskan bahwa pemberian obat pereda demam seperti parasetamol adalah pilihan terakhir yang bisa diambil.

"Batuk pilek itu sebenarnya tidak butuh obat ya, bisa sembuh sendiri, karena demam itu sebenarnya mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virusnya," jelasnya.

Bila anak demam, dr Piprim menganjurkan untuk tidak terburu-buru memberi obat. Demam anak bisa diredakan dengan kompres hangat.

"Kalau ada gejala demam batuk pilek, kami anjurkan cukup istirahat, banyak tidur, dan asupan cairan yang cukup (minum air putih)," jelas dr Piprim.

Baca Juga

Hingga saat ini, menurut dr Pipirim, belum diketahui secara pasti penyebab tunggal gangguan ginjal akut misterius pada anak-anak. Ada beberapa teori terkait penyebab gangguan ginjal akut, salah satunya terkait konsumsi obat batuk pilek produksi Maiden Piharmaceuticals yang berbasis di New Delhi, India.

Kasus gangguan ginjal akut misterius. - (Republika)


Puluhan anak di Gambia meninggal karena gangguan ginjal akut usai mengonsumsi obat tersebut. "Pelajaran dari Gambia itu kan kandungan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG), pada obat batuk sirup yang menjadi penyebabnya di sana," kata dr Piprim.

Sementara itu, di Indonesia belum ada penyebab tunggal gangguan ginjal akut misterius. Dr Piprim pun menceritakan seorang anak yang meninggal di Yogyakarta karena gangguan ginjal akut, namun anak tersebut tidak minum parasetamol.

"Saya cerita kasus di Yogyakarta itu ada kakak adik. Kakaknya yang minum sirup parasetamol, dia enggak apa-apa. Adiknya yang enggak minum obat, kena acute kidney injury dan meninggal," kata dr Piprim.

Oleh sebab itu, pihaknya tidak bisa menyebut kasus tersebut terjadi akibat sirup parasetamol. "Makanya, hati-hati kita menyimpulkan. Walaupun saya menyebut sebagai kewaspadaan dini, enggak bisa kemudian diartikan dilarang," ujarnya.

 
Berita Terpopuler