Pelajaran Hidup dari Kisah Nabi Muhammad dan Pencandu Alkohol

Perilaku Nabi menunjukkan betapa pentingnya mempertahankan pandangan yang positif.

Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi). Pelajaran Hidup dari Kisah Nabi Muhammad dan Pencandu Alkohol
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beragam pelajaran hidup yang dapat diambil dari kehidupan Nabi Muhammad dan sahabatnya. Salah satunya adalah kisah Nabi Muhammad dan pecandu Alkohol.

Baca Juga

Dalam riwayat Al-Bukhari disebutkan ada seorang laki-laki bernama Abdullah yang sangat mencintai Allah dan Nabi. Bahkan, Nabi sampai mengatakan “Sesungguhnya dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

Abdullah dikenal sebagai sosok yang senang menyajikan hidangan lezat kepada Nabi. Ketika pedagang membawa makanan seperti mentega atau madu, dia akan mengambilnya lalu memberikannya sebagai hadiah. Kemudian ketika pedagang tersebut meminta uang, Abdullah akan membawa dia ke Nabi.

Lalu, Nabi berkata “Bukankan Anda akan memberikan itu kepada saya sebagai hadiah?” Lalu Abdullah berkata “Ya, Rasulullah, tetapi saya tidak bisa membayarnya.”

Mereka berdua tertawa bersama dan akhirnya Nabi yang membayar tagihan Abdullah. Ini merupakan jenis hubungan dekat yang dimiliki Abdullah dan Nabi.

Sikap Nabi terhadap Abdullah

Meskipun sangat menyayangi Nabi, Abdullah dikenal sebagai seorang pecandu alkohol. Dia sering mabuk sehingga sering kali terlihat berjalan terhuyung-huyung saat berhadapan dengan Nabi. Saking seringnya mabuk, Abdullah harus menerima setiap hukuman dari Nabi.

Karena Abdullah terlalu sering mendapat hukuman, salah seorang sahabat Nabi berkata “Ya Allah kutuk dia! Dia terlalu sering diberi hukuman karena mabuk.”

Nabi menegur sahabatnya itu dan mengatakan “Jangan mengutuk dia karena aku bersumpah demi Allah, jika Anda tahu betapa dia sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya,” (HR Bukhari).

 

Pelajaran yang dapat dipetik

Perilaku Nabi menunjukkan betapa pentingnya mempertahankan pandangan yang positif. Terlepas dari kenyataan bahwa Abdullah si pecandu alkohol yang sering berhadapan dengan Nabi, Nabi menarik perhatian semua orang pada salah satu hal positif Abdullah bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Ketika kita berpikir lagi, itu bukanlah sesuatu yang unik. Semua orang juga mencintai Allah dan Rasul-Nya. Meski begitu, Nabi memilih memuji Abdullah. Dengan demikian, Nabi dapat menumbuhkan, mendorong, dan memperkuat kualitas ini dalam diri setiap orang.

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Abdullah ketika dia mengetahui Nabi mengatakan ini. Dia pasti merasa itu sebagai suatu kehormatan besar. Ini membantunya mengatasi kebiasaan buruknya dan memberinya harapan.

Itu adalah cara Nabi untuk menunjukkan kualitas dari mereka yang berdosa. Kita terkadang lupa dan memperlakukan dosa masa lalu bisa menjadi penghalang untuk kebaikan di masa depan. Orang sering mengingat kesalahan seseorang tanpa menyadari setan bisa memanfaatkan situasi ini. Yang pada akhirnya, ini akan membawa kita untuk berbuat dosa lagi.

Dilansir About Islam, Kamis (13/10/2022), perilaku Nabi dengan Abdullah adalah contoh yang sangat baik bagi kita. Penuh dengan pelajaran berharga tentang tidak hanya bagaimana kita harus memperlakukan satu sama lain, tetapi bagaimana masyarakat dapat menumbuhkan ikatan sosial yang kuat, sehat, dan memelihara ikatan yang dapat berfungsi untuk mencegah orang jatuh ke dalam dosa.

 
Berita Terpopuler