Hasto Vs Elite Nasdem Gara-Gara Anies Jadi Capres

Hasto menilai capres yang didukung Nasdem adalah antitesis dari Jokowi.

ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengkritisi Nasdem yang notabene partai yang memiliki kader di kabinet Jokowi-Ma'ruf namun lalu mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga

Sekretraris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan politikus Partai Nasdem, Zulfan Lindan yang menyebut Anies Baswedan merupakan antitesis Joko Widodo (Jokowi). Hasto mengaku terkejut dengan pernyataan Zulfan yang partainya saat ini masih bagian pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Antitesis artinya merupakan kondisi yang sama sekali berbeda, yang berlawanan 180 derajat dengan kondisi status quo, antitesis artinya vis a vis, diametral. Jadi secara sadar Nasdem melalui pernyataan Pak Zulfan Lindan menegaskan hal tersebut," ujar Hasto kepada wartawan, Rabu (12/10).

Menurutnya, pernyataan tersebut membuat Partai Nasdem yang mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden (capres) bagian dari antitesis tersebut. Pasalnya, sudah pasti seluruh kader partai yang dipimpin oleh Surya Paloh itu mendukung Anies.

"Bukankah dukungan Nasdem terhadap Pak Anies tersebut bersifat wajib bagi kader Nasdem. Kecuali Nasdem mengecualikan bahwa menteri-menteri yang di kabinet, menyatakan secara formal tidak mendukung Pak Anies," ujat Hasto.

Ia meminta, problematika di pemerintahan Jokowi itu yang harus dijawab dalam perspektif tata negara yang baik oleh Partai Nasdem. Mengingat partai tersebut selalu menegaskan bahwa mereka akan mengawal pemerintahan Jokowi hingga 2024.

"Lalu di mana tanggung jawab etik politik dari partai yang berkomitmen untuk mendukung keberhasilan Presiden Jokowi ketika gerak capres yang didukung oleh Partai Nasdem bersifat antitesa terhadap Presiden Jokowi?" ujar Hasto.

Di samping itu, menurut Jokowi, problematika juga akan muncul Jokowi memimpin rapat kabinet yang bersifat strategis bagi masa depan. Termasuk rapat kabinet yang bersifat rahasia bagi kepentingan bangsa dan negara.

"Bagaimana hal-hal yang strategis dan fundamental tersebut ketika dibahas dengan menteri-menteri yang partainya memilih capres yang antitesa Pak Jokowi? Ini kan jadi kontradiktif dan rumit," ujar Hasto.

"Berbagai persoalan etik tersebut yang harus dijawab, lengkap dengan berbagai kontradiksi kebijakan dalam jalannya pemerintahan," sambungnya.

 

 

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Hermawi Taslim menegaskan komitmen partainya dalam mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Partainya tegas akan mengawal Presiden Jokowi hingga masa jabatnya berakhir.

"Pak Surya Paloh dengan tegas mengatakan kita selalu bersama dan mengawal kepemimpinan Presiden Jokowi sampai 2024. Jadi, komitmen kita sampai akhir," ujar Hermawi lewat keterangannya.

Komitmen itu terus ditegaskan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Bahkan saat pendeklarasian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres dari partainya.

Pendeklarasian Anies, tegas Hermawi, tak membuat Partai Nasdem kemudian keluar dari pemerintahan Jokowi. Ihwal pemilihan presiden (pilpres), tegasnya tak ada hubungannya dengan kerja Partai Nasdem di Kabinet Indonesia Maju.

Niat dan tujuan Partai Nasdem mengusung Anies sebagai capres adalah untuk melanjutkan kepemimpinan dan pembangunan yang sudah dilakukan Jokowi. Kalaupun ada program yang belum tuntas akan dituntaskan, bukan sebaliknya.

"Surya Paloh dengan Presiden Jokowi mempunyai chemistry yang cukup kuat dan komunikasi yang baik. Saya boleh mengatakan yang paling bagus hubungan ketua partai dengan Jokowi di antaranya Pak Surya," ujar Hermawi.

Politikus Partai Nasdem, Bestari Barus menilai pernyataan-pernyataan Hasto yang kerap mengomentari pencapresan Anies justru menimbulkan kesan dirinya tak suka dengan Partai Nasdem dan Anies. Ia menilai, Hasto harus berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan minor.

"Kalau kepingin tahu soal penanganan banjir Jakarta datanglah ke Pemprov DKI. Bisa bertambah wawasannya nanti setelah mendapat penjelasan yang komprehensif," ujar Bestari lewat keterangannya, Rabu (12/10).

Menurut Bestari, pernyataan-pernyataan Hasto belakangan ini seperti menutupi lambannya PDIP dalam mengusung capres. Ia mengatakan, kalau memang khawatir terhadap permasalahan bangsa, segera saja deklarasikan capres yang dinilai mampu mengatasi persoalan tersebut.

"Jangan malah mencampuri capres dan urusan partai lain," tegas Bestari.

Senada dengan Hermawi, Bestari menegaskan komitmen Partai Nasdem terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Jika partainya membuat gelisah Hasto dan PDIP, ia memandangnya sebagai bagian dari demokrasi.

"Mengapa hanya Nasdem yang dipersoalkan pasca mendeklarasikan Anies? Mengapa Partai Gerindra yang juga anggota koalisi pemerintahan, yang sudah jelas-jelas menyatakan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres tak dipersoalkan oleh Hasto dan PDIP," ujar Bestari.

 

Anies Siap Menjadi Calon Presiden 2024 - (infografis republika)

 

 
Berita Terpopuler