66 Anak Gambia Meninggal, WHO Selidiki Obat Batuk-Pilek Produksi India

WHO rilis peringatan untuk obat batuk-pilek India setelah kematian 66 anak Gambia.

Flickr
Sirup obat batuk (Ilustrasi). Empat sirup obat batuk dan pilek buatan Maiden Pharmaceuticals Limited di India telah dikaitkan dengan kematian 66 anak Gambia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan global terkait penggunaan produk medis berupa empat sirup obat buatan India. Peringatan dikeluarkan setelah WHO menilai produk tersebut kemungkinan ada kaitannya dengan cedera ginjal akut dan kematian 66 anak di Gambia.

"Empat obat tersebut adalah sirup obat batuk dan pilek yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited di India," kata badan kesehatan PBB itu di Twitter.

Baca Juga

WHO menemukan adanya kontaminasi diethylene glycol dan ethylene glycol pada obat batuk dan pilek tersebut. Keduanya merupakan zat beracun.

Efek paparannya dapat mencakup sakit perut, muntah, diare, susah buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental, dan cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian. Kini, WHO sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan perusahaan dan otoritas di India.

Berdasarkan peringatan yang dikeluarkan oleh WHO, keempat produk tersebut adalah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. WHO memperingatkan bahwa walaupun produk yang terkontaminasi sejauh ini hanya terdeteksi di Gambia, obat tersebut mungkin telah didistribusikan di luar negara Afrika Barat melalui jalur tak resmi.

WHO mendesak semua negara untuk mengidentifikasi dan menarik produk-produk itu dari peredaran guna mencegah bahaya lebih lanjut bagi pasien. Menurut WHO, hingga saat ini, produsen obat tersebut belum memberikan jaminan kepada WHO atas keamanan dan kualitas produknya.

"Obat-obatan tersebut kemungkinan dapat membuat cedera parah atau kematian pada anak-anak kecil," kata WHO.

Pada akhir Juli, Gambia mendeteksi peningkatan kasus cedera ginjal akut pada balita. Sejak itu, pemerintah Gambia menghentikan sementara penggunaan sirup parasetamol tersebut dan merekomendasikan sediaan tablet sebagai gantinya.

 
Berita Terpopuler