Literasi Masih Rendah, Mahasiswa UAD Ciptakan Aplikasi Edukasi Seks

Timnya juga meraih medali silver bidang teknologi pada Lomba Esai Lombok.

Republika/Wahyu Suryana
Literasi Masih Rendah, Mahasiswa UAD Ciptakan Aplikasi Edukasi Seks. Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menciptakan aplikasi edukasi seks bernama Anak Bangsa Peduli Reproduksi Remaja (AMPERA). Aplikasi ini diciptakan oleh tiga mahasiswa UAD yang tergabung dalam Solid Team.

Baca Juga

Ketua Solid Team, Rashika Ardafa Sahila mengatakan, aplikasi edukasi itu diciptakan melihat masih rendahnya literasi dan edukasi seks pada remaja. Hal tersebut, menjadi salah satu faktor tingginya kasus pernikahan dini di Indonesia.

"Maka kami mengambil langkah merancang suatu aplikasi edukasi seks, agar remaja dan orang tua lebih melek pada edukasi seks, serta tidak menganggap tabu persoalan yang menyangkut seks," kata Dafa dalam keterangan resmi UAD, Rabu (5/10).

Dafa menjelaskan, AMPERA memiliki empat fitur yakni Sex Education, Parenting About Sex, Youth Reproductive Ambassador, dan Bot Chat. "Tidak hanya itu, dalam aplikasi ini kami sengaja merancangnya secara menarik dan interaktif agar tidak membosankan," ujar Dafa.

Melalui aplikasi tersebut, timnya juga meraih medali silver bidang teknologi pada Lomba Esai Lombok (LEC) yang diselenggarakan Ruang Inovasi Sains dan Karya Ilmiah (RISKI) dan Universitas Mataram. Lomba tersebut dilaksanakan di Lombok,, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada September 2022.

Pihaknya akan bekerja sama dengan berbagai lembaga terkait sebagai tindak lanjut dari pemanfaatan atau penggunaan aplikasi tersebut. Diharapkan, melalui aplikasi ini dapat meningkatkan literasi masyarakat terkait edukasi seks dan menekan angka pernikahan dini.

Mulai dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan.

"Sebelum itu, perlunya pembuatan (pengembangan) aplikasi AMPERA yang akan bekerja sama dengan mahasiswa sistem informasi dan teknik informatika yang bergerak di bidang IT," jelasnya yang juga mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UAD tersebut.

 

 
Berita Terpopuler