Penyakit Ngorok Membunuh Puluhan Kerbau di Kampar

Penyebaran penyakit itu diduga akibat ada perpindahan ternak beberapa waktu lalu.

ANTARA/Arnas Padda
Kerbau (ilustrasi).
Rep: Febrian Fachri Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, PEKAN BARU -- Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Faralinda mengatakan, ada puluhan ekor kerbau milik peternak di Kecamatan Kampar dan Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang mati. Kematian puluhan ternak ini diduga akibat terkena penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.

"Kami masih menunggu laporan pasti dari Dinas Peternakan Kampar terkait berapa jumlah kerbau yang mati. Kabarnya puluhan," kata Faralinda, Selasa (27/9/2022).

Fara mengatakan, bila melihat gejala pada kerbau-kerbau yang mati tersebut, hewan ternak ini diduga terkena penyakit ngorok. Pihaknya juga menduga, menyebarnya penyakit ngorok ini karena terjadi perpindahan ternak yang sakit beberapa waktu lalu ke dua kecamatan tersebut.

"Menyebarkannya penyakit ini diduga karena ada perpindahan sapi yang sakit dari XIII Koto Kampar ke beberapa lokasi. Karena saat itu ada kegiatan jual beli ternak oleh belantik yang membeli ternak dengan harga murah dari peternak," ujar Faralinda.

Dinas Kesehatan Hewan Riau mengimbau agar para peternak lebih memperhatikan ternaknya. Jika ada ternak yang mengalami sakit, hendaknya ditempatkan di kandang yang terpisah agar tidak menularkan ke hewan ternak lainnya.

Karena penularan penyakit SE ini, kata dia, juga cepat. Terutama dari cairan tubuh ternak.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler