KB Suntik Jadi Primadona Perempuan Indonesia, Dokter: Alat Kontrasepsi Cocok-cocokan

Kecocokan alat kontrasepsi bersifat subjektif bagi tiap perempuan.

ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Seorang tenaga medis memasangkan alat kontrasepsi Implan KB atau susuk pada seorang ibu. Pasangan suami istri perlu menjalani konseling mengenai alat kontrasepsi sebelum memutuskan memilih salah satu jenisnya.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia - Jakarta Raya dr Ulul albab, SpOG mengibaratkan memilih alat kontrasepsi khususnya bagi kaum hawa seperti memilih suami. Artinya, tergantung pada kecocokan.

"Bagi orang lain mungkin suami kita enggak bagus, tetapi buat kita cocok, sangat subjektif dan individual untuk memilih alat kontrasepsi," kata dr Ulul melalui pesan elektroniknya kepada Antara, Selasa (27/9/2022).

Menurut dr Ulul, di sinilah pentingnya pasangan suami istri menjalani konseling kontrasepsi. Selama konseling, mereka akan mendapatkan rekomendasi jenis kontrasepsi dari dokter berdasarkan tujuan pasien.

Di antara berbagai tujuan penggunaan alat kontrasepsi, menunda kehamilan dalam waktu dekat salah satunya. Kebanyakan dipilih pasangan di bawah usia 20 tahun.

Baca Juga

Selain itu, ada juga pasien yang tidak ingin memiliki keturunan lagi. Umumnya, mereka berusia di atas 35 tahun.

"Tujuan kontrasepsi sangat banyak, dan kecocokan alat kontrasepsi juga tergantung kondisi tiap orang," ujar dr Ulul.

Menurut dr Ulul, pemberian konseling kontrasepsi bukan hanya saat wanita hamil atau melahirkan. Hal tersebut bisa dilakukan sebelum perempuan dan pasangannya menikah atau sebelum terjadi kehamilan.

Walau begitu, dr Ulul tak menampik banyak kendala seperti minimnya pengetahuan baik pemberi konsultasi maupun yang diberikan konsultasi, medical barrier, dan tingkat pemahaman pasien misalnya terkait apa itu kontrasepsi, efek samping, dan lainnya. Secara umum, penggunaan kontrasepsi membantu orang-orang menentukan berapa banyak anak.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan alat kontrasepsi berguna untuk menekan ledakan penduduk. Saat ini, tren penggunaan alat kontrasepsi didominasi oleh KB suntik (32 persen), pil (14 persen), KB spiral alias intrauterine device (IUD) (empat persen), dan implan (tiga persen).

"Penggunaan alat kontrasepsi dapat meningkatkan kualitas kesehatan perempuan agar dapat terhindar dari penyakit yang berhubungan dengan masalah reproduksi seperti kanker serviks," kata Hasto dalam keterangan menyambut Hari Kontrasepsi Dunia atau World Contraception Day yang diperingati tiap 26 September, Senin (26/9/2022).

 
Berita Terpopuler