Pelajaran dari Cerita Seorang Pria yang Ingin Mimpi Melihat Nabi Muhammad SAW

Anda tidak boleh berhenti berbuat baik karena Anda tidak merasakan hasilnya.

Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah. Pelajaran dari Cerita Seorang Pria yang Ingin Mimpi Melihat Nabi Muhammad SAW
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria pernah datang kepada seorang ulama dan berkata kepadanya ia ingin mimpi melihat Nabi Muhammad SAW. Kemudian, cendekiawan itu berpikir sejenak lalu berkata kepadanya untuk memakan ikan asin.

Baca Juga

"Pulanglah dan makanlah makan malam besar dengan ikan yang sangat asin. Tambahkan garam sebanyak yang Anda bisa ke piring Anda, tetapi jangan minum seteguk air pun di sisa hari itu," katanya seperti dikutip dari About Islam, Senin (19/9/2022).

Pria itu sangat bersemangat. Dia bergegas ke supermarket dan membeli ikan paling asin yang bisa dia temukan untuk makan malam.

Selama makan, indranya merasakan asinnya ikan. Dia benar-benar menginginkan segelas air, tetapi dia ingat apa yang dikatakan cendekiawan itu kepadanya dan akhirnya menjauh darinya.

Di sisa hari itu, dia sengsara. Rasa asin menggores tenggorokannya dan dia merasakan lebih kering dari sebelumnya.

Yang dia pikirkan hanyalah bagaimana rasanya meminum secangkir air es. Ketika dia pergi untuk tidur, dia berguling-guling karena kehausannya, tetapi akhirnya tertidur dengan gelisah. Kemudian, dia bermimpi sedang berdiri di bawah air terjun yang indah.

Air itu membasahi dia dari ujung kepala sampai ujung kaki dan dia menangkupkan kedua tangannya untuk minum dari air yang manis dan murni. Pria itu bangun di pagi hari dan terkejut. Dia dengan cepat bergegas ke cendekiawan dan berkata dengan tidak sabar. 

"Anda mengatakan jika saya mengikuti instruksi Anda, saya akan memimpikan Nabi SAW. Tetapi saya tidak mendapatkannya! Air adalah satu-satunya hal yang saya impikan sepanjang malam," ujarnya.

Kemudian, ulama itu menoleh kepadanya dan mengatakan, ketika sesuatu memenuhi pikiran, tindakan, dan indra sepanjang hari, maka secara alami akan memimpikannya di malam hari. "Kamu disibukkan dengan keinginanmu untuk minum air, jadi kamu memimpikannya. Jika Anda disibukkan dengan belajar tentang Nabi SAW dan mengikuti sunahnya, itulah yang akan memenuhi impian Anda juga," katanya.

Ada dua pelajaran dari kisah ini.

Pelajaran pertama

Apapun yang mengisi hari Anda dalam hal tindakan, kata-kata, dan pikiran, tidak hanya akan masuk ke dalam alam mimpi dan ruang bawah sadar pikiran Anda melainkan juga akan menjadi siapa Anda.

Terkadang kita cenderung percaya bahwa apapun yang ada di hati kita menentukan orang seperti apa kita. Artinya tindakan kita dinilai sesuai dengan niat kita, hati kita sangat lunak. Hati cepat berkarat jika dibiarkan sendiri. Ini seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW. 

"Segala sesuatu ada semirnya dan semir hati adalah mengingat Allah."

Berbuat baik bisa datang sebagai hasil dari memiliki hati yang tulus. Ini benar. Tetapi berbuat baik juga bisa tentang seseorang yang ingin memiliki hati yang tulus. Anda tidak boleh berhenti berbuat baik karena Anda tidak merasakan hasilnya.

Bimbingan spiritual tidak hanya datang mengetuk pintu Anda. Anda harus meluangkan waktu untuk berdoa, membaca, belajar, merenung, dan memiliki dedikasi yang diperlukan untuk melihat hasil kerja Anda.

Pelajaran kedua

Terkadang kita bertujuan untuk cita-cita yang mulia, tetapi kita tak mau meluangkan waktu atau upaya untuk mewujudkannya. Manusia ingin mengambil jalan yang paling sedikit perlawanannya walaupun perlawananlah yang sering memberikan pelajaran yang paling berharga.

Orang-orang dalam sejarah yang paling sukses, terlepas dari berbicara tentang kesuksesan finansial atau kesuksesan spiritual, sering mengalami kesulitan serius yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengatasinya. Dedikasi mereka pada pekerjaan atau jalan mereka, dan kesedihan mereka untuk terus bergerak maju bahkan ketika logika mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menyerah adalah hal yang terpenting bagi kesuksesan mereka.

Dibutuhkan waktu dan upaya untuk mencapai puncak kemajuan dan kesuksesan yang dikagumi dari bawah. Manusia selalu memohon kepada Allah SWT untuk memudahkan jalan kita dan memberikan kesuksesan. Tetapi umat Islam juga harus bersedia mengambil tindakan nyata yang diperlukan untuk mencapai apa yang dicari.

Anas bin Malik melaporkan: Seorang laki-laki berkata, "Ya Rasulullah, apakah aku harus mengikat untaku dan bertawakal kepada Allah atau haruskah aku melepaskan ikatannya dan bertawakal kepada Allah?"

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "ikatlah dia dan bertawakallah kepada Allah."

 
Berita Terpopuler