Faktor Ini Jadi Penentu Keberhasilan Diet Pengidap Diabetes Tipe 2

Sebagian pengidap diabetes tipe dua kesulitan menurunkan berat badannya.

www.freepik.com
Menimbang berat badan (ilustrasi). Pengidap diabetes tipe 2 sebagian kesulitan menurunkan berat badannya.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada satu hal yang bisa menjadi penentu keberhasilan diet jangka panjang pada pengidap diabetes tipe dua. Menurut studi, itu mungkin bergantung pada seberapa baik rencana diet berjalan di awal.

Temuan ini terungkap dari penelitian baru yang menganalisis program penurunan berat badan pasien diabetes tipe dua. Studi digagas oleh mahasiswa doktoral University of Glasgow, Lulwa Al-Abdullah.

Hasil studi yang akan dipresentasikan pekan ini menemukan keterkaitan spesifik. Peserta studi yang tidak mengalami penurunan berat badan sebanyak 0,5 persen dalam empat pekan pertama kemungkinan memiliki kans keberhasilan diet jangka panjang yang lebih kecil.

Para peneliti melihat data dari 1.658 pasien diabetes tipe dua yang dirujuk ke pusat penurunan berat badan Glasgow, Skotlandia. Sekitar 20 persen berhasil menurunkan setidaknya lima persen berat badan dalam 16 pekan.

Selama periode itu, para pasien menghadiri tujuh dari sembilan sesi manajemen berat badan. Dari mereka yang berat badannya turun 0,5 persen dalam tiga sesi pertama selama empat pekan, 90,4 persen memiliki hasil jangka pendek yang sukses.

Setelah tiga tahun, delapan persen di antaranya berhasil mempertahankan penurunan berat badan sebanyak lima persen atau lebih. Penurunan berat badan awal sedikitnya 2,5 persen di bulan pertama akan semakin meningkatkan peluang keberhasilan diet jangka panjang.

Layanan manajemen berat badan di Glasgow dan di seluruh Britania Raya memiliki program yang menekankan perubahan perilaku perubahan pola makan. Program tersebut juga bertujuan meningkatkan aktivitas fisik.

Sesi biasanya dilangsungkan setiap satu hingga dua pekan sekali. Peserta biasanya diminta mengikuti program selama tiga sampai empat bulan untuk menurunkan bobot dan mempertahankan penurunan berat badan tersebut.

Meskipun program tersebut telah menunjukkan keberhasilan, Al-Abdullah mengatakan sebagian peserta kerap merasa kesulitan menurunkan bobotnya. Banyak yang tidak merampungkan program dan sulit mempertahankan hasilnya.

"Dalam proyek ini, kami ingin mengidentifikasi faktor demografis, klinis, dan proses yang terkait dengan prediksi kesuksesan penurunan berat badan jangka pendek dan menengah," kata Al-Abdullah.

Ternyata, penurunan berat badan dini adalah ukuran yang paling penting. Hal itu menunjukkan bahwa hanya merujuk pasien ke program penurunan berat badan tanpa menilai kemajuan awal mereka tidak cukup.

Baca Juga

Peneliti lain, Jennifer Logue, menyampaikan bahwa perlu ada tinjauan kembali terhadap peserta yang belum berhasil menurunkan 0,5 persen berat badan dalam satu bulan awal program. Mengetahui penyebabnya akan membuat perbedaan.

Jenis-jenis tes gula darah. - (Republika)


Profesor kedokteran metabolik di Lancaster University yang kini bekerja untuk AstraZeneca itu menduga masalahnya mungkin sesuatu yang bisa diubah. Misalnya, peserta tidak memahami mekanisme diet, punya masalah mengatur nafsu makan, atau memerlukan waktu lebih.

"Mereka mungkin mengalami beberapa tekanan lain," ujar Logue.

Amy E Rothberg yang tidak terlibat dalam studi mengaku terkejut dengan ambang batas 0,5 persen yang terungkap dalam penelitian tersebut. Namun, kelompok studinya di Michigan, Amerika Serikat, juga menunjukkan bahwa penurunan berat badan dini adalah prediktor kesuksesan penurunan berat badan jangka pendek dan jangka panjang.

Rothberg merupakan direktur program manajemen berat badan dan pengobatan Michigan di Ann Arbor. "Saya pikir mereka yang mengidap diabetes dan sedang mengonsumsi obat-obatan seperti insulin mungkin akan sedikit lebih sulit untuk menurunkan berat badan, namun mereka tetap dapat melakukannya," ucap Rothberg, dikutip dari laman WebMD, Rabu (21/9/2022).

 
Berita Terpopuler