Kebiasaan Makan Seperti Apa yang Bikin Orang Rentan Kena Pradiabetes?

Pradiabetes yang tidak ditangani dapat berubah menjadi diabetes tipe 2.

www.pxhere.com
Makanan (ilustrasi). Pekerja shift malam yang makan di malam hari tampak mengalami intoleransi glukosa, kondisi pradiabetes.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebelum mengidap diabetes, orang mungkin mengalami intoleransi glukosa alias pradiabetes. Ini terjadi saat kadar gula dalam darah tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk diagnosis diabetes.

Jika tidak ditangani, intoleransi glukosa dapat dengan cepat berubah menjadi diabetes tipe 2. Lalu apa yang menyebabkan intoleransi glukosa?

Sebuah studi baru menemukan bahwa makan di malam hari mungkin menjadi penyebab utamanya. Intoleransi glukosa adalah tanda peringatan dini bahwa tubuh tidak lagi mampu menyerap gula dari aliran darah ke dalam sel.

Jika berkembang menjadi diabetes tipe 2, ada risiko kondisi serius seperti strok dan penyakit jantung. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances menemukan bahwa pekerja shift malam yang makan di malam hari menderita intoleransi glukosa, sementara mereka yang hanya makan di siang hari tidak.

Para peneliti melihat bahwa para pekerja dibebani oleh gangguan yang signifikan pada ritme sirkadian tubuh mereka. Jam sirkadian pusat dikendalikan di otak dan menyampaikan pesan ke tubuh Anda untuk membantu mengatur aktivitasnya, termasuk mencerna gula selama 24 jam.

Ini dilakukan dengan mengatur waktu untuk ritme sirkadian perifer yang spesifik organ. Namun, ritme sirkadian perifer ini dapat terganggu oleh berbagai faktor. Ketersediaan makanan, misalnya, bisa merusak ritme sirkadian pada organ pencernaan.

Baca Juga

Dalam studi tersebut, peneliti membagi 19 pekerja shift malam yang sehat menjadi dua kelompok. Satu kelompok makan di malam hari, sementara yang lain makan di siang hari. Jadwal kelompok kedua selaras dengan jadwal alami yang ditetapkan oleh ritme sirkadian pusat.

Peserta yang makan di malam hari mengalami peningkatan kadar glukosa darah, sementara mereka yang makan hanya di siang hari tidak mengalami perubahan. Ini menyiratkan bahwa waktu makan yang terlambat bertanggung jawab atas intoleransi glukosa.

"Dari peserta yang diteliti, mereka yang mengalami gangguan terbesar pada sistem sirkadian menunjukkan penurunan toleransi glukosa terbesar," kata salah satu penulis studi, Frank AJL Scheer, seperti dilansir laman Express, Ahad (18/9/2022).

Makan di malam hari juga mengurangi fungsi sel beta pankreas. Para peneliti mengatakan ini juga berdampak pada pemrosesan glukosa dalam tubuh. Sel beta membuat insulin, hormon utama yang memproses glukosa.

Sheer mengatakan bahwa hasil studi ini menunjukkan, waktu makan bertanggung jawab atas efek yang dilaporkan pada toleransi glukosa dan fungsi sel beta. Hal ini mungkin dipicu ketidakselarasan sirkasidan dan periferal di seluruh tubuh.

Penelitian terdahulu juga telah mendukung hubungan antara masalah kadar gula darah dan makan di malam hari. Sebuah studi observasional menemukan bahwa orang yang tidur di siang hari dan makan di malam hari memiliki risiko 60 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Meskipun tidak semua orang bekerja shift malam, para peneliti mengindikasikan bahwa orang yang mengalami jet lag atau begadang di akhir pekan dan makan saat larut malam dapat terpengaruh. Ada beberapa gejala umum untuk kondisi pradiabetes.

Gejalanya termasuk sering ingin kencing, sering merasa kelelahan, dan kehilangan berat badan tanpa sebab. Gatal pada alat kelamin dan selalu merasa haus juga merupakan tanda-tanda pradiabetes.

 
Berita Terpopuler