Rakyat Lebanon Frustrasi, Rampok Bank demi Ambil Tabungan

Perampokan bank berkali-kali terjadi di Lebanon di tengah krisis ekonomi.

EPA
Warga mencoba memperbaiki generator listrik bekas di dekat rumahnya, Lebanon, 10 Agustus 2021. Pemadaman listrik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Lebanon. Rakyat Lebanon Frustrasi, Rampok Bank demi Ambil Tabungan
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, BEIRUT -- Para deposan Lebanon yang frustrasi menyerbu lima bank Lebanon untuk menuntut uang mereka sendiri yang dibekukan oleh pemerintah. Mereka menyerbu perbankan, sebagai kelanjutan dari serangkaian insiden perampokan bank di tengah krisis ekonomi yang memburuk.

Baca Juga

Dilansir dari Gulf Today pada Ahad (18/9/2022), sebanyak tiga insiden perempokan dilakukan oleh deposan Lebanon. Insiden pertama dilakukan oleh seorang pria yang mengancam bank Lebanon di kota selatan Ghazieh pada Jumat (16/9/2022) dengan membawa pistol mainan. 

Menurut sumber keamanan, pria dengan pistol mainan berhasil ditangkap. Namun di luar bank, banyak massa yang mendukung aksinya.

Insiden kedua terjadi di sebuah bank cabang bank BLOM di daerah Jalan Baru di Beirut, pada Jumat pagi. Pria bersenjata itu menyerbu cabang bank, untuk menuntut tabungannya.

Pria itu diidentifikasi sebagai Abed Sobra dan berhasil diamankan. Sebagaimana insiden sebelumnya, Abed Sobra pun mendapatkan banyak dukungan dari massa yang berkumpul di luar Bank. 

Banyak dari para deposan yang mendukung aksi Sobra untuk menuntut tabungan mereka dicairkan oleh Bank. Salah satunya diungkapkan oleh seorang warga, Rabah Koçuk.

“Subara adalah seorang saudagar dan ia dapat dipidana karena ada kreditur yang meminta uang kepadanya padahal ia memiliki uang di bank,” kata Kocuk.

Insiden ketiga dilakukan oleh seorang pria bersenjata pistol peluru yang memasuki cabang Bank Lebanon dan Teluk. “Dalam insiden ketiga, seorang pria bersenjata dengan pistol peluru memasuki cabang Bank Lebanon dan Teluk di daerah Ramlet el-Bayda di Beirut. “Dia ingin menarik tabungan yang diperkirakan mencapai 50 ribu dolar (Rp 750 juta),” kata seorang karyawan bank, menambahkan bahwa situasinya masih berlangsung, dan bahwa ada karyawan dan pelanggan yang terjebak di dalamnya. 

 

 

 

Insiden selanjutnya merupakan insiden yang dilakukan oleh deposan Sally Hafez. Sally Hafez dianggap menjadi pahlawan karena kisahnya merampok Bank Lebanon di Beirut pada Rabu lalu.

Foto dan rekaman video aksinya tersebar di jejaring media sosial di mana dia sedang berdiri di atas meja seorang karyawan bank. Ia mengaku datang ke bank bukan untuk membunuh siapapun. Dia hanya ingin mengambil tabungan saudaranya yang sedang membutuhkan pengobatan dan sekarat di rumah sakit akibat kanker.

Beberapa jam kemudian, salah satu deposan di kota Aley berusaha mengambil simpanannya di bank dengan paksa. Pada 11 Agustus, seorang pria yang marah memasuki sebuah bank di distrik Hamra, Beirut, memperoleh dukungan yang serupa, setelah menahan karyawan selama berjam-jam. Ia menuntut tabungannya dibuka untuk membayar perawatan ayahnya dengan menodongkan senjata.

Selama dua tahun terakhir, ruang tunggu bank menyaksikan masalah berulang antara warga yang marah yang ingin mendapatkan tabungan mereka dan karyawan yang berkomitmen pada instruksi administrasi mereka. Dua bankir mengatakan bank-bank Lebanon akan segera mengumumkan penutupan tiga hari mulai minggu depan, karena kekhawatiran keamanan yang meningkat. 

Bank-bank Lebanon telah mencegah sebagian besar deposan menarik tabungan mereka sejak krisis ekonomi yang semakin dalam tiga tahun lalu, membuat banyak deposan tidak mampu membayar kebutuhan dasar. Sumber keamanan menjelaskan bahwa pria yang menyerbu Bank Byblos di kota Ghazieh berhasil memulihkan sebagian uangnya sebelum penangkapannya. Diyakini senjata yang dia miliki adalah mainan. 

Pejabat di Byblos Bank tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Blom Bank mengatakan bahwa pasukan keamanan bernegosiasi dengan Soubra, yang menyerbu cabang bank di Beirut, untuk membujuknya meninggalkan gedung.

Insiden Jumat terjadi setelah dua insiden lain di ibu kota, Beirut dan di kota Aley, pada Rabu, di mana para penabung dapat mengambil kembali sebagian uang mereka dengan paksa menggunakan pistol mainan yang secara keliru diyakini sebagai senjata asli. 

Asosiasi Bank di Lebanon mendesak pihak berwenang meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam serangan verbal dan fisik terhadap bank, dan mengatakan bank itu sendiri tidak akan mentoleransinya. Seorang pria ditangkap bulan lalu setelah dia masuk ke bank Beirut untuk menarik uang untuk ayahnya yang sakit, tetapi dibebaskan tanpa tuduhan setelah bank membatalkan gugatannya terhadapnya.

 
Berita Terpopuler