Menabung ASI, 8 Tips Cegah Stunting bagi Ibu Sibuk Bekerja

Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif asalkan tahu cara menyiasatinya.

Republika/Amin Madani
Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif asalkan tahu cara menyiasatinya. Ilustrasi.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menyusui adalah tugas mulia seorang ibu untuk anaknya karena Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik dan tidak ada bandingan dengan produk buatan. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif dapat mencegah anak stunting.

Baca Juga

“Inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif 1,5 kali hingga 1,9 kali mencegah stunting juga mencegah kematian bayi dan anak balita,” kata Hasto dalam keterangan, Senin (19/9/2022).

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan menjadi hal yang sangat penting dilakukan agar bayi bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik sehingga terhindar dari stunting. Namun, pemberian ASI ekslusif terkadang menjadi tantangan dan kesulitan tersendiri bagi ibu-ibu yang bekerja.

Hasto pun membagikan tips agar setelah habis masa cuti melahirkan kemudian kembali bekerja, ibu masih dapat konsisten memberikan ASI ekslusif bagi bayi.

1. Menabung ASI

Sebelum habis masa cuti melahirkan, kira-kira dua minggu sebelumnya, alangkah baik bila ibu mulai menabung ASI. Caranya, perah ASI setiap tiga jam sekali, usahakan tanpa mengganggu waktu menyusui bayi. Semakin sering ASI diperah, tubuh ibu akan semakin banyak memproduksi ASI.

Jangan lupa juga untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu serta memperbanyak asupan cairan. Nutrisi dan cairan yang masuk ke tubuh Ibu memberi peranan besar dalam produksi ASI.

2. Melatih kemampuan memerah ASI

Ibu bisa melatih diri untuk memerah ASI dengan menggunakan tangan, pompa manual, atau pompa elektrik. Latihan ini dapat dilakukan mulai saat ASI keluar pertama kali dan payudara terasa penuh.

3. Menghindari stres

Luangkan waktu untuk mengonsumsi makanan bergizi saat ibu bekerja yang bisa menambah kualitas ASI. Hindari stres karena beban fisik dan mental bisa menghambat ASI sehingga mengganggu kualitas dan kuantitasnya.

 

 

4. Sempatkan menyusui langsung

Sebelum berangkat kerja, luangkan waktu sejenak untuk menyusui langsung bayi. Dengan begitu, ikatan batin antara ibu dan bayi akan tetap terjalin meski sibuk bekerja. Waktu yang tepat memberikan ASI langsung adalah saat hendak berangkat kerja, pulang kerja, dan saat bayi akan tidur malam hari.

5. Persiapkan ASI Perah (ASIP)

Di tempat kerja, ibu bisa usahakan memerah ASI sebanyak 2 - 3 kali. Sesuaikan dengan jadwal kerja dan waktu luang atau istirahat. Beri catatan hari, tanggal, dan jam saat ASI diperah pada wadah penyimpanan ASIP. Catatan ini penting untuk mengecek tanggal kedaluwarsa ASI.

6. Simpan ASIP dengan Aman dan Benar

Penting untuk menempatkan ASIP di dalam botol kaca atau plastik yang bebas Bisphenol-A (BPA) karena zat kimia ini tidak aman untuk kesehatan bayi. Pastikan botol-botol tersebut sudah disterilkan atau minimal dicuci dengan air hangat hingga bersih.

Disarankan pula untuk menempatkan ASIP di dalam tas khusus atau tas cooler saat membawa pulang ke rumah. Ini penting agar kualitas ASIP tetap terjaga.

Ketika akan ditempatkan dalam lemari pendingin, letakkan botol-botol ASIP pada bagian paling dingin atau freezer. Mulailah mengambil persediaan ASIP diawali dari yang paling dahulu diperah.

7. Ingat Masa Ketahanan ASIP

Daya tahan ASIP tergantung pada letak ASIP tersebut disimpan. Meski bisa awet, sebagian nutrisi, seperti protein dan vitamin, bisa hilang di dalam ASIP yang disimpan terlalu lama. Oleh karena itu, untuk memastikan kualitasnya, buanglah ASIP yang sudah melewati batas waktu penyimpanan dan lebih baik berikan ASIP yang masih segar.

8. Lakukan Cara Menghangatkan ASIP dengan Benar

Botol ASIP yang disimpan dalam lemari pendingin dapat ditempatkan terlebih dahulu dalam mangkok berisi air hangat sebelum diberikan pada bayi. Namun, hindari memasukkannya kembali ke dalam lemari es setelah dihangatkan.

Selain itu, hindari menggunakan microwave atau merebus ASIP untuk menghangatkannya karena bisa merusak kandungan gizi di dalamnya. ASIP yang dipanaskan dengan cara demikian juga akan terasa terlalu panas untuk mulut bayi. ASI hanya bertahan kurang lebih satu jam di suhu ruangan setelah dihangatkan, dan jangan membekukan kembali ASIP yang sudah dihangatkan.

"Semoga informasi ini memberikan manfaat terutama untuk ibu-ibu yang tetap bekerja sehabis melahirkan. Ibu tetap dapat menjalin ikatan batin dengan anak sekaligus memberikan “investasi” terbaik agar anak dapat tumbuh sehat dan cerdas dan terbebas dari stunting," tutur Hasto.

 
Berita Terpopuler