Pemakaman Ratu Elizabeth II Tantangan Keamanan Tinggi

Pemakaman kenegaraan untuk Ratu Elizabeth II digelar pada 19 September.

AP Photo/Petr David Josek
Pemandangan Mall pada malam pemakaman Ratu Elizabeth II di London, Inggris, Minggu, 18 September 2022. Ratu Elizabeth II, raja terlama memerintah Inggris dan batu stabilitas di sebagian besar abad yang bergejolak, meninggal Kamis 8 September 2022, setelah 70 tahun bertahta. Dia berusia 96 tahun.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemakaman Ratu Elizabeth II melibatkan operasi keamanan terbesar yang pernah dilakukan London. Walikota London Sadiq Khan mengatakan, pemakaman kenegaraan untuk Ratu pada 19 September adalah tantangan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya ... dalam kaitannya dengan berbagai hal yang kami atur," kata Khan.

Ratusan ribu orang memadati pusat kota London dan daftar tamu pemakaman sekitar 500 orang yang terdiri dari kaisar, raja, ratu, presiden, perdana menteri, dan pemimpin lainnya dari seluruh dunia. "Sudah puluhan tahun sejak banyak pemimpin dunia berada di satu tempat,” kata Khan.

"Mungkin ada orang jahat yang ingin merusak individu atau beberapa pemimpin dunia kita. Jadi kami bekerja sangat keras, polisi, dinas keamanan, dan banyak lagi lainnya untuk memastikan pemakaman kenegaraan ini sesukses mungkin," ujarnya.

Wakil Asisten Komisaris Polisi Metropolitan Stuart Cundy mengatakan, operasi kepolisian yang sangat kompleks itu adalah yang terbesar dalam sejarah pasukan keamanan London, melampaui Olimpiade London 2012. Lebih dari 10 ribu petugas polisi akan bertugas pada Senin (19/9/2022).

Polisi London akan mendapatkan bala bantuan dari 43 pasukan polisi di Inggris. Ratusan marshal sukarelawan dan anggota angkatan bersenjata juga akan bertindak sebagai pembantu layanan di sepanjang rute prosesi.

Pasukan-pasukan itu hanyalah bagian paling terlihat dari operasi keamanan yang dijalankan dari pusat kendali berteknologi tinggi di dekat Lambeth Bridge, tidak jauh dari Parlemen. Saluran air jalan dan tempat sampah sedang digeledah dan disegel.

Pada hari pemakaman Ratu, akan ada pengintai polisi di atap, anjing pelacak di jalan-jalan, petugas laut di Sungai Thames, dan polisi berkuda. Penerbangan drone di atas pusat kota London telah dilarang untuk sementara dan Bandara Heathrow menghentikan sejumlah penerbangan sehingga kebisingan pesawat tidak mengganggu layanan pemakaman.

 

Pihak berwenang menghadapi tantangan untuk menjaga 500 pemimpin dunia tetap aman, tanpa terlalu banyak mengacak-acak protokol diplomatik. Presiden, perdana menteri, dan keluarga kerajaan akan berkumpul di luar lokasi sebelum dibawa dengan bus ke gereja, meskipun pengecualian dibuat untuk Presiden AS Joe Biden yang diperkirakan tiba dengan limusin lapis bajanya yang dikenal sebagai The Beast.

Tantangan lainnya adalah besarnya jumlah orang yang diperkirakan akan berkumpul di sekitar Westminster Abbey dan di sepanjang rute peti mati akan dibawa setelah pemakaman, melewati Istana Buckingham ke Hyde Park. Dari sana akan dibawa dengan mobil jenazah sekitar 32 kilometer ke Windsor, dengan 2.000 petugas polisi lainnya akan bertugas. Ratu akan dimakamkan di Kapel St. George di Kastil Windsor bersama suaminya Pangeran Philip yang meninggal tahun lalu dalam usia 99 tahun.

Polisi mengerahkan lebih dari 36 kilometer penghalang di pusat kota London untuk mengendalikan kerumunan. Pemerintah pun menyiapkan transit untuk stasiun, bus, dan kereta bawah tanah yang penuh sesak saat satu juta orang membanjiri jantung upacara pemakaman. Kereta bawah tanah akan beroperasi lebih lambat dari biasanya dan perusahaan kereta api menambahkan layanan ekstra untuk membantu orang pulang.

Sementara banyak yang akan berkabung, keamanan yang ketat mendapatkan beberapa protes keras. Polisi telah menuai kritik karena menangkap beberapa orang yang melakukan protes damai selama peristiwa yang berkaitan dengan kematian Ratu dan aksesi Raja Charles III.

Komisaris Polisi Metropolitan Mark Rowley mengatakan, tujuan penangkapan adalah untuk menjaga agar acara tersebut tetap aman. "Dan mencoba untuk melakukannya dengan cara yang tidak mencolok, karena ini jelas merupakan acara yang khusyuk," ujarnya.

Ketua Westminster Abbey David Hoyle akan memimpin upacara pemakaman di biara berusia 900 tahun itu. Dia mengatakan persiapannya berjalan lancar meskipun terkadang ada kesalahan terkait keamanan.

 

“Ada saat yang indah ketika saya memiliki penata bunga menunggu di biara, dan tidak ada bunga, karena, cukup tepat, polisi tidak mengenali van pengirim itu dan bunga itu dikirim kembali,” katanya.

 
Berita Terpopuler