AS Peringati 21 Tahun Serangan Teror 9/11

Peristiwa 11/9 menjadi titik refleksi atas serangan teror yang menewaskan 3.000 jiwa.

AP Photo/Mark Lennihan
Charlotte Newman, 8, mengunjungi National September 11 Memorial and Museum di New York, 8 September 2013. Pada hari Minggu, 11 September 2022, Wakil Presiden Kamala Harris dan suaminya akan menghadiri upacara ground zero, tetapi menurut tradisi , tidak ada tokoh politik yang berbicara di sana. Sebagai gantinya, kerabat korban bergiliran membaca nama-nama orang mati selama berjam-jam.
Rep: Fergi Nadira Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Warga Amerika memperingati peristiwa 9/11 dengan hening 21 tahun setelah serangan teror paling mematikan di tanah Amerika Serikat (AS), Ahad (11/9/2022) waktu setempat. Kerabat para korban hingga pejabat akan berkumpul di tempat-tempat teror, World Trade Center, New York, Pentagon dan sebuah lapangan di Pennsylvania.

Baca Juga

Presiden AS Joe Biden berencana untuk berbicara dan meletakkan karangan bunga di Pentagon. Sementara ibu negara Jill Biden dijadwalkan untuk berbicara di Shanksville, Pennsylvania.

Pada 2001 di lapangan Pennsylvania, salah satu pesawat yang dibajak jatuh setelah penumpang dan anggota awak mencoba menyerbu kokpit oleh para pembajak menuju Washington. Konspirator Al-Qaeda telah menguasai pesawat untuk menggunakannya sebagai rudal berisi penumpang.

Wakil Presiden Kamala Harris dan suaminya Doug Emhoff dijadwalkan menghadiri Peringatan 11 September Nasional di New York, tetapi menurut tradisi, tidak ada tokoh politik yang berbicara di upacara ground zero. Ini berpusat pada kerabat korban yang membacakan nama-nama korban tewas.

Komunitas lain di seluruh negeri ikut menandai 9/11 dengan menyalakan lilin, layanan antar agama dan peringatan lainnya. Banyak warga AS juga bergabung dalam proyek sukarela pada hadri yang secara federal diakui sebagai Hari Patriot dan Hari Pelayanan hingga Peringatan Nasional.

Peristiwa 11/9 menjadi titik refleksi atas serangan teror yang menewaskan hampir 3.000 jiwa. AS jadi berbenah diri dalam mendorong perang melawan teror AS di seluruh dunia hingga mengkonfigurasi ulang kebijakan keamanan nasional.

 

Hal ini juga membangkitakan rasa kebanggaan dan persatuan nasional bagi banyak orang Amerika, sementara membuat Muslim AS dicurigai selama bertahun-tahun dan kefanatikan hingga menimbulkan perdebatan tentang keseimbangan antara keselamatan dan kebebasan sipil. Dalam cara yang halus dan sederhana, dampak 9/11 bergejolak melalui politik dan kehidupan publik Amerika hingga hari ini.

Serangan kala itu telah membayangi kehidupan pribadi ribuan orang yang selamat, merespons, atau kehilangan orang yang dicintai, teman, dan kolega. Lebih dari 70 rekan kerja Sekou Siby tewas di Windows on the World, restoran di atas menara utara pusat perdagangan. Siby telah dijadwalkan untuk bekerja pagi itu sampai juru masak lain memintanya untuk berganti shift.

Siby tak pernah mengambil pekerjaan di restoran lagi sebab itu membangunkan kenangan lama. Imigran Pantai Gading itu bergulat dengan hatinya dalam memahami kengerian bom di negara tempat dia datang mencari kehidupan yang lebih baik.

"Setiap 9/11 adalah pengingat dari apa yang saya hilangkan yang tidak akan pernah bisa saya pulihkan lagi," kata Siby, yang sekarang menjadi presiden dan CEO ROC United. Kelompok advokasi pekerja restoran berevolusi dari pusat bantuan untuk pekerja Windows on the World yang kehilangan pekerjaan ketika menara kembar jatuh.

 

 

 
Berita Terpopuler