Mardiono: PPP tak Ingin Mengulang Sejarah Buruk

Mardiono tak mau PPP memperoleh suara rendah di pemilu seperti tahun 2019.

ANTARA/Reno Esnir
Warga berjalan melintasi kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jl Diponegoro, Jakarta, Senin (5/9/2022). Musyawarah Kerja Nasional PPP di Serang Senin (5/9/2022) dini hari, memutuskan menunjuk Muhammad Mardiono sebagai Pelaksana tugas Ketua Umum PPP menggantikan Suharso Monoarfa yang diberhentikan pada Sabtu lalu.
Rep: Rizkyan Adiyudha Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengkau tidak ingin mengulang sejarang buruk, dimana mereka mendapat suara kecil dalam hasil Pemilu 2019 lalu. Partai berlogo kabah itu mengaku tidak ingin tenggelam dalam pesta demokrasi lima tahunan mendatang.

Baca Juga

"Kami semua, tidak hanya saya tidak boleh mengulang sejarah partai yang memperoleh suara terendah karena PPP partai tertua," kata Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono dalam keterangan, Kamis (8/9).

Mardiono mengaku partai bakal melakukan persiapan ekstra agar tidak kalah dengan partai baru jelang Pemilu 2024 nanti. Dia bertekad agar PPP bisa sukses serta dapat meraup suara yang besar dalam pemilu dua tahun mendatang.

"Kami bertekad akan bekerja keras agar partai warisan ulama ini tidak tenggelam, sebab saat ini berada di ambang batas parliamentary threshold," katanya.

Dia memastikan bahwa setiap partai juga pasti bakal bekerja keras menyambut pemilu 2024. Dia mengatakan bahwa setiap partai harus melakukan persiapan matang menghadapi pemilu yang waktunya kurang dari 500 hari lagi.

"Ini pekerjaan besar, kewajiban konstitusi bagi PPP untuk ikut dalam penyelenggaraan Pemilu," katanya.

Seperti diketahui, Mardiono dipilih sebagai Plt Ketua Umum PPP menggantikan Suharso Monoarfa berdasarkan Mukernas yang dilaksanakan pada 4-5 September 2022 lalu. Mardiono mengaku masih memiliki hubungan yang baik dengan Suharso usai dipilih menjadi pimpinan tertinggi PPP.

 

 
Berita Terpopuler