Masyarakat Patut Memahami Literasi Digital

Kecakapan masyarakat dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat, memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.

network /yayan
.
Rep: yayan Red: Partner

Desra, selaku Key Opinion Leader.

ruzka.republika.co.id - Teknologi memberikan banyak pilihan dalam ruang digital. Masyarakat diwajibkan memahami literasi digital. Penerapan literasi digital dapat membuat masyarakat lebih cakap menggunakan teknologi.

Kecakapan masyarakat dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat, memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan SiberKreasi menggelar program webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema:“Mengenal Literasi Digital Sejak Dini.”

Webinar digelar Selasa, 6 September 2022 di Jawa Timur, diikuti oleh ribuan siswa dan guru sebagai peserta secara daring. Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skill, digital culture, digital ethic, dan digital safety.

Eko Pamuji, Dosen STIKOSA AWS, mengatakan abad 21 ini masyarakat sudah teralihkan dengan sesuatu yang serba digital. Begitupun dengan kebiasaan berinteraksi yang menggunakan media sosial.

"Dalam era semakin banyak orang yang menggunakan media sosial, teknologi memberikan banyak pilihan bagi kita dalam ruang digital, seperti mesin pencarian, e-commerce, dompet digital. Hal-hal tersebut juga harus kita pahami," papar Eko yang mengawali sebagai pembicara dalam webinar literasi digital itu.

Eko Pamuji, Dosen STIKOSA AWS

Desra, selaku Key Opinion Leader menambahkan jika budaya digital merupakan suatu hal yang membentuk cara berinteraksi, perilaku, berpikir dan berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat.

"Budaya harus terdigitalisasi agar terkonsep dalam pemanfaatan teknologi informasi. Pun koneksi untuk meningkatkan daya guna dalam hal kebudayaan Indonesia terutama pada hak penyebarluasan informasi dari unsur-unsur kebudayaan tersebut," kata Desra.

"Contohnya apa? Seperti konten2-konten tarian tradisional di media sosial dan yang paling terbaru adalah konten wonderland indonesia II pada platform youtube,” tambah Desra.

Sementara itu, Meithiana Indrasari, Ketua STIKOSA AWS, menuturkan sudah sangat mudah berkomunikasi di era sekarang ini. Tapi, menurutnya membutuhkan etika untuk menggunakan ruang digital tersebut.

“Ruang lingkup etika memuat kesadaran, tanggung jawab, integritas dan kebajikan. Jika di dunia nyata kita menggunakan etika di dalam ruang digital kita membutuhkan netiket. Netiket adalah tata krama dalam menggunakan internet," ujar Meithiana.

Lebih lanjut dikatakan, kita harus menyadari bahwa berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jawa Timur. Kegiatan ini terbuka untuk para pelajar mulai dari kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA dan para Guru.

Untuk info kegiatan Literasi Digital lainnya, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo, atau ke website info.literasidigital.id.

#LiterasiDigitalSiberkreasi #LiterasiDigital #SiberKreasi #MakinCakapDigital #Permataberlian.* (Yayan)

 
Berita Terpopuler