Dosen Psikologi UI: Menjadi Manusia Dewasa Tantangan di Era Digital

Di era digital, orang semakin jauh dari hal-hal yang bersifat alamiah.

www.freepik.com
Berfoto untuk diunggah ke media sosial (ilustrasi). Di era digital, mudahnya aksesibilitas media sosial juga menjadikan tingginya kompetisi karena seseorang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dosen Psikologi Klinis Universitas Indonesia Prof Dr Elizabeth Kristi Poerwandari menyatakan bahwa menjadi manusia dewasa merupakan tantangan besar yang perlu dihadapi generasi muda saat ini. Ia mengatakan kemajuan teknologi memunculkan perbedaan signifikan pada tantangan yang dihadapi generasi pendahulu dengan generasi muda saat ini.

Menurut Kristi, ketekunan dan kesabaran menjadi kunci pendorong keberhasilan seseorang dalam menghadapi permasalahan di era digital. Ia mengatakan internet yang berkembang membuat segala aktivitas menjadi mudah, misalnya saat mencari referensi untuk tugas kuliah, mahasiswa dengan mudah mengakses, membaca dan menyalin jurnal dari mana saja tanpa perlu hadir secara fisik di perpustakaan.

"Di satu sisi, kondisi ini menguntungkan, namun di sisi lain hal tersebut dapat membahayakan jika tidak manfaatkan dengan baik," kata Kristi di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Senin (5/9/2022).

Menurut Kristi, perkembangan internet mengubah perilaku manusia. Seseorang menjadi sulit untuk sabar dan tekun karena terbiasa mendapatkan segala sesuatu dengan cepat. Mudahnya aksesibilitas media sosial juga menjadikan tingginya kompetisi karena seseorang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain.

Baca Juga

Jika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan norma sosial, ia akan mengalami cancel culture. Cancel culture adalah budaya pengenyahan, penolakan, atau boikot massal saat seseorang dikeluarkan dari lingkaran sosial, baik di media sosial, dunia nyata, maupun keduanya.

Dalam situasi ini, dukungan sosial yang muncul akan berbeda. Seseorang sulit mencari teman dan mudah merasa kesepian karena jarang bertemu langsung dengan orang lain. Percakapan daring memiliki kedalaman yang berbeda sehingga kebutuhan relasi sulit tercapai.

"Kesepian memengaruhi seseorang dalam mengenal dirinya dengan baik," kata Kristi.

Padahal, untuk menjadi dewasa, seseorang harus mengenal dirinya untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkannya. Tantangan yang dihadapi anak muda saat ini lebih besar karena semakin jauh dari hal-hal yang bersifat alamiah.

 
Berita Terpopuler