Google Perluas Alternatif Penagihan Play Store ke Banyak Negara

Google memperluas uji coba User Choice Billing sebagai opsi pembayaran pengembang

www.pixabay.com
Google Play Store
Rep: Meiliza Laveda Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Google memperluas uji coba User Choice Billing untuk memungkinkan lebih banyak pengembang aplikasi Android non-game menawarkan opsi pembayaran pihak ketiga sebagai alternatif dari Google Play. Pengembang akan melihat biaya layanan mereka sebesar 15 hingga 30 persen dikurangi empat persen saat pengguna memilih opsi penagihan pihak ketiga yang baru, yang harus didukung oleh pengembang jika ada masalah pelanggan.

Baca Juga

Menurut halaman pendaftaran, mulai 1 September pengembang terdaftar dari Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), India, Jepang, Indonesia, dan Australia dapat berpartisipasi dalam User Choice Billing. Google berpendapat 99 persen pengembang yang menggunakan penagihan Play Store perusahaan sendiri memenuhi syarat untuk tarif biaya layanan 15 persen.

Namun, Spotify yang menghasilkan pendapatan di dunia yang membayar Google 30 persen diperebutkan pada setiap pembelian dalam aplikasi. User Choice Billing awalnya diluncurkan pada Maret dan Spotify ditunjuk sebagai mitra pertamanya setelah Google dipaksa untuk menawarkan pembayaran dalam aplikasi alternatif di Korea Selatan.

Langkah itu dilakukan sebagai tanggapan langsung terhadap kritik keras yang diterima Google dan Apple secara global atas biaya yang mereka ambil dari pembelian yang dilakukan di toko digital mereka. Sistem tersebut telah mengunci pengembang dari sistem pembayaran dalam aplikasi pihak ketiga.

Dilansir The Verge pada Sabtu (3/9/2022), sejauh ini tidak ada kabar kapan program ini akan diperluas ke pengembang game atau ke pengembang yang berbasis di Amerika Serikat (AS). “Kami berharap detail percontohan terus berkembang saat kami mempelajari lebih lanjut dan menerima umpan balik tambahan,” kata Google.

 
Berita Terpopuler