Suplemen Kalsium dan Vitamin D Bisa Tingkatkan Risiko Polip Prakanker

Kedua suplemen ini bisa meningkatkan risiko polip prakanker hingga empat kali lipat.

www.freepik.com.
Suplemen (Ilustrasi). Studi mengungkapkan bahwa suplemen kalsium dan vitamin D dapat meningkatkan risiko polip prakanker..
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suplemen kalsium dan vitamin D merupakan dua produk yang sangat populer di tengah masyarakat. Meski mungkin dapat memberikan manfaat bagi sebagian orang, kedua suplemen ini ternyata juga bisa meningkatkan risiko munculnya polip prakanker.

Kaitan antara suplementasi kalsium dan vitamin D dengan risiko polip prakanker ini disoroti dalam sebuah studi terbaru pada jurnal JAMA Oncology. Menurut studi ini, kedua suplemen tersebut bisa meningkatkan risiko polip prakanker hingga empat kali lipat.

Selama studi, para partisipan yang memiliki satu atau lebih adenoma (tumor nonkanker) diminta untuk mengonsumsi suplemen kalsium, vitamin D3, atau keduanya setiap hari. Fase ini berlangsung selama tiga hingga lima tahun dan disebut sebagai fase perawatan.

Baca Juga

Fase selanjutnya adalah fase observasi yang dilakukan sekitar enam hingga 10 tahun setelah suplementasi kalsium dan vitamin D3 dimulai. Setelahnya, sebanyak 27,5 persen partisipan terdiagnosis dengan serrated polyps pada fase perawatan, sedangkan sebanyak 29,7 persen partisipan lain terdiagnosis dengan kondisi yang sama pada fase observasi.

Pada fase perawatan, suplementasi tampak tidak memberikan efek pada terjadinya sessile serrated adenomas or polyps (SSA/Ps). Namun, pada fase observasi, suplementasi kalsium dan vitamin D tampak meningkatkan SSA/Ps hampir empat kali lipat.

"Sessile serrated adenomas or polyps (SSA/Ps) adalah prekursor untuk kanker, dan merupakan hal yang mungkin bila suplementasi kalsium dan vitamin D berkontribusi terhadap risiko ini," jelas Direktur Centre for Evidence-Based Medicine di University of Oxford, Carl Heneghan, seperti dikutip dari laman Express, Jumat (2/9/2022).

Heneghan menjelaskan, kanker biasanya dimulai dari polip, yaitu pertumbuhan jaringan yang terlihat seperti benjolan atau batang jamur kecil. Pertumbuhan polip berlangsung dengan sangat lambat, bahkan hingga 20 tahun.

"Orang-orang pernah memiliki serrated polyps prakanker atau perokok lebih berisiko (terkena kanker)," kata Heneghan.

Terlepas dari temuan ini, Heneghan mengungkapkan bahwa studi mengenai manfaat dan risiko suplemen kerap memberikan hasil yang tidak konsisten. Sebagai contoh, sebuah studi dalam JAMA menemukan bahwa suplementasi vitamin D3 bisa membantu mencegah adenoma kolorektal lanjutan. Namun, beberapa studi lain menemukan bahwa suplementasi tersebut tak menurunkan risiko.

Pada 2016, empat studi menemukan bahwa suplemen kalsium bisa memberikan efek kemopreventif dalam melawan adenoma kolorektal yang muncul berulang. Sedangkan pada studi terbaru ini, suplementasi kalsium tampak berkaitan dengan peningkatan risiko kemunculan polip prakanker.

"(Ulasan Cochrane) menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang kukuh bahwa suplementasi vitamin D dapat menurunkan atau meningkatkan kejadian kanker," jelas Heneghan.

Berdasarkan kesimpangsiuran ini, Heneghan secara jujur mengungkapkan bahwa dia tidak tahu rekomendasi seperti apa yang patut diberikan terkait konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D. Menurut Heneghan, dibutuhkan bukti ilmiah yang lebih kuat sebelum membuat rekomendasi ini.

Di sisi lain, American Cancer Society mengungkapkan bahwa sebagian besar orang aman untuk mengonsumsi suplemen. Yang terpenting adalah suplemen yang dikonsumsi tidak dalam jumlah berlebihan.

"Tapi suplemen yang dimakan tidak sepenuhnya aman, dan mengonsumsinya bisa memiliki risiko, khususnya untuk orang-orang yang menjalani perawatan kanker," jelas badan kesehatan tersebut.

Secara umum, asupan vitamin dan mineral akan lebih baik bila didapatkan dari asupan makan sehari-hari dibandingkan dari suplemen. Namun, bila ingin mengonsumsi suplemen, pastikan produk yang dipilih itu aman dan digunakan sesuai anjuran. Sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan mengonsumsi suplemen.

 
Berita Terpopuler