Texas Laporkan Kasus Pertama Kematian Penderita Cacar Monyet di AS

Penderita cacar monyet yang meninggal di Texas miliki gangguan kekebalan tubuh.

Freepik/Stefamerpik
Petugas kesehatan memperlihatkan sampel swab cacar monyet (Ilustrasi). AS catat kasus pertama penderita cacar monyet yang meninggal dunia.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) mengatakan seseorang dengan gangguan kekebalan parah di Texas menjadi pasien cacar monyet pertama yang meninggal di negara itu. Pejabat dari Departemen Layanan Kesehatan Negara Bagian (DSHS) Texas tidak mengungkapkan usia atau jenis kelamin pasien yang tinggal di Harris County itu.

Menurut pejabat, pasien memiliki berbagai penyakit parah dan positif cacar monyet. Harris County Public Health menjelaskan bahwa penyebab kematian pasien masih belum diketahui saat ini. Melalui autopsi, kasusnya sedang diselidiki untuk menentukan bagaimana cacar monyet mungkin berperan.

Baca Juga

"Cacar monyet adalah penyakit serius, terutama bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Kami terus mendesak orang mencari pengobatan jika mereka terkena cacar monyet atau memiliki gejala  konsisten dengan penyakit ini,” kata komisaris DSHS, John Hellerstedt dalam sebuah pernyataan dilansir Insider, Rabu (31/8/2022).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, dari lebih dari 48 ribu kasus cacar monyet yang dihitung di seluruh dunia, total 15 pasien meninggal karena infeksi sejak 1 Januari 2022. Meskipun lukanya bisa sangat menyakitkan, cacar monyet tidak mengancam jiwa dalam banyak kasus.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merekomendasikan antivirus untuk pasien berisiko tinggi. Warga negara yang memiliki sistem kekebalan lemah dapat menggunakan obat antivirus untuk mencegah infeksi parah cacar monyet atas rekomendasi dokter.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui TPOXX (tecovirimat), obat antivirus untuk pengobatan penyakit cacar pada 2018, berdasarkan penelitian pada hewan. Sejak cacar diberantas pada 1980, para ilmuwan memutuskan tidak etis untuk menginfeksi orang dengan penyakit untuk uji kemanjuran obat.

Sebaliknya, mereka menginfeksi primata non-manusia dengan cacar monyet (dan kelinci dengan cacar kelinci, virus orthopox lain) dan menemukan bahwa hewan yang menerima TPOXX lebih mungkin bertahan hidup dibandingkan mereka yang mendapat plasebo.

Dalam perspektifnya belum lama ini untuk New England Journal of Medicine, para peneliti mendesak agar CDC dan FDA bergerak dengan uji coba keamanan dan kemanjuran TPOXX pada manusia dalam wabah saat ini. CDC juga merekomendasikan agar individu dengan risiko tinggi terkena cacar monyet mendapatkan vaksinasi untuk mencegah infeksi.

Vaksin cacar monyet yang dipakai di AS. - (Republika)

Pejabat kesehatan di AS tidak merekomendasikan vaksin Jynneos untuk mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah. Vaksin Jynneos diprioritaskna bagi orang dengan risiko tinggi terpapar, misalnya kontak dekat dan orang yang memiliki banyak pasangan dalam dua pekan terakhir.

Cacar monyet jarang mengancam jiwa. Penyakit ini biasanya sembuh dalam dua sampai empat pekan tanpa perlu perawatan medis.

Penderita cacar monyet dapat mengembangkan gejala seperti flu bersama dengan bisul berisi nanah. Menurut CDC, beberapa pasien mengalami demam dan meriang sebelum kemunculan ruam, sementara yang lain merasa sakit setelah pustula pertama muncul atau mengalami ruam tanpa gejala lain.

CDC merekomendasikan orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan serta ibu hamil, anak-anak di bawah usia delapan tahun, dan mereka yang memiliki penyakit atau komplikasi parah untuk pengobatan dengan TPOXX jika terinfeksi. Komplikasi serius dari cacar monyet mungkin termasuk sepsis, infeksi sekunder, perdarahan tidak teratur, dan pembengkakan di otak.

 
Berita Terpopuler