Kasus Covid-19 Naik Lagi

Menurut Satgas IDI kasus Covid-19 naik 36 kali lipat, kasus aktifnya 17 kali lipat.

Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga kesehatan melakukan vaksinasi Covid-19 booster di RSA UGM, Sleman, Yogyakarta. Menurut Satgas Covid-19 IDI, kasus Covid-19 di Indonesia saat ini sedang mengalami kenaikan. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Fauziah Mursid, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga

Angka kasus Covid-19 saat ini kembali mengalami kenaikan. Selain kasus baru positif Covid-19 yang terus bertembah, angka kasus aktif Covid-19 juga meningkat.

Menurut data Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), kasus positif Covid-19 saat ini naik 36 kali liat dari 107 kasus per hari pada 3 Mei 2022 menjadi 3.949 kasus per hari. Adapun, untuk kasus aktif naik 17 kali lipat dari 2.871 kasus pada 30 Mei 2022 menjadi 50.500 kasus aktif saat ini.

Menurut Ketua Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan, pola kenaikan kasus yang terjadi sejak Juni 2022 tidak diikuti dengan peningkatan respons tracing-testing. Hal ini dapat dilihat dari pola tracing yang tampak stagnan serta adanya penurunan testing sejak akhir Juli 2022.

"Hal ini mengakibatkan positivity rate (rasio kasus positif dengan jumlah pemeriksaan) meningkat menjadi 11,7 persen pada pekan ke-3 bulan Agustus 2022. Kita tahu rekomendasi WHO positivity rate kurang atau sama dengan 5 persen," kata Erlina.

Oleh karenanya, IDI meminta masyarakat tetap waspada dan menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena, meskipun nanti sudah masuk ke masa endemi bukan berarti nihil kasus Covid-19.

"Jangan anggap bila sudah endemi artinya sudah selesai, itu penyakit tetap ada tapi penyebaran terkendali dan itu semua perlu kerja sama dan kita harus siap-siap hidup berdampingan dengan Covid-19, di mana kita yang kendalikan," kata Erlina.

Cara mengendalikannya, adalah dengan mendapatkan vaksinasi Covid-19 sampai dosis ketiga atau booster. Serta menjalankan PHBS dengan kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.

Pada Jumat (26/8/2022), DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 terbanyak mencapai 1.888 orang. Data Satgas Covid- 19 yang diterima di Jakarta, Jumat, mencatat penambahan kasus Covid-19 itu diikuti Provinsi Jawa Barat 953 orang, Banten 493 kasus, Jawa Timur 411 kasus dan Jawa Tengah 154 kasus.

Kasus terkonfirmasi positif itu menambah jumlah kasus harian nasional Covid-19 mencapai 4.549 kasus. Sehingga total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.338.906 orang.

Sedangkan penambahan kasus meninggal tercatat sebanyak 21 orang, yakni di Provinsi Jawa Tengah empat orang, DKI Jakarta tiga orang, Jawa Timur, Bali dan Riau masing-masing dua orang. Satgas Covid-19 juga mencatat jumlah kasus aktif yang mencakup penderita Covid-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 46.548 kasus, turun 1.230 orang dibandingkan hari sebelumnya Kamis (25/8/2022).

 

 

 

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui, ancaman lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia masih terjadi. Meskipun, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih rendah jika dibandingkan negara lainnya.

“Penting untuk kita mempersiapkan diri meskipun kasus di Indonesia sedang mengalami penurunan karena tidak menutup kemungkinan lonjakan kasus akan kembali terjadi,” kata Wiku saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (26/8/2022).

Jika dibandingkan tiga negara lainnya seperti Jepang, Amerika Serikat, dan juga India, jumlah kasus di Indonesia jauh lebih rendah yakni mencapai 32 ribu kasus dalam satu pekan. Sementara di Jepang, tercatat mengalami kenaikan kasus positif pekanan hingga 1,5 juta per 21 Agustus.

“Namun ini artinya, Indonesia juga perlu waspada karena meningkatnya kasus di negara lain penting menjadi pengingat bahwa Covid-19 masih ada dan masih menjadi ancaman di dunia,” ujar dia. 

Menurut Wiku, Indonesia perlu mempersiapkan diri baik dari sisi tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, laboratorium, dan tempat isolasi terpusat, mekanisme monitoring kasus, dan pengetatan kedisiplinan prokes, serta evaluasi kebijakan secara berkala.

Apalagi, diperkirakan akan muncul varian baru Covid-19 pada tahun depan. Meskipun, gejala yang akan ditampakkan dari varian baru tersebut diprediksi tidak akan terlalu parah dibandingkan varian sebelumnya.

“Pada prinsipnya secara ilmiah, karena kekebalan sudah terbentuk dari beberapa dosis yang sudah diterima sebagian populasi, maka manifestasi gejala yang ditampakkan pun tidak akan terlalu parah,” ujar Wiku.

 

Wiku menekankan pentingnya meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19. Sayangnya, laju vaksinasi justru mengalami penurunan sejak Mei lalu. Jika dibandingkan pada Mei lalu, jumlah suntikan dalam satu bulan baik dosis satu, dua, dan tiga sempat mencapai lebih dari 7 juta suntikan. Sedangkan pada Agustus ini hanya sebesar 3,8 juta suntikan.

“Tidak lelah saya ingatkan bahwa vaksinasi dan prokes harus terus kita tingkatkan sebagai dua kunci sukses hidup berdampingan dengan Covid-19,” kata Wiku.

Wiku menambahkan, pemerintah akan meniadakan kewajiban testing untuk syarat pelaku perjalanan dalam negeri. Sebagai gantinya, syarat perjalanan dalam negeri akan mewajibkan riwayat vaksinasi booster.

"Sebagaimana arahan Presiden bahwa riwayat vaksin booster akan diwajibkan bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan testing tidak lagi menjadi syarat perjalanan," kata Wiku.

 

 

 

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan Indonesia harus bersiap diri menghadapi munculnya sub-varian baru Covid-19 dalam enam bulan ke depan, atau sekitar Januari-Maret 2023.

“Sekarang ujiannya 6 bulan lagi sekitar bulan Januari, Februari, Maret 2023,” kata Menkes saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Munculnya sub-varian baru Covid-19 ini disebabkan karena sejumlah negara seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat mengalami peningkatan kasus harian yang sangat tinggi. Ia menjelaskan, lonjakan kasus harian yang sangat tinggi pasti akan menyebabkan terjadinya mutasi dan munculnya varian baru.

“Pasti akan ada varian baru karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini. Itu membuat Indonesia harus siap-siap,” ujar.

 

Vaksinasi Covid-19 dosis keempat. - (Republika)

 

 
Berita Terpopuler