Salah Posisi, Duduk di Kloset Malah Sulitkan Pengeluaran Kotoran

Posisi duduk yang salah saat menggunakan kloset modern bisa bikin masalah kesehatan.

Republika/Reiny Dwinanda
Kloset. Posisi duduk yang salah saat buang air besar dapat mencegah tubuh mengeluarkan kotoran.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan menggunakan kloset modern ternyata dapat menghambat upaya mengosongkan usus dengan benar. Menurut seorang ahli dari Inggris, posisi duduk yang salah saat buang air besar (BAB) sebenarnya dapat mencegah tubuh membuang kotoran. Karena itu, Anda harus menemukan cara untuk seperti berjongkok saat buang air besar.

"Itu karena otot-otot kita di sekitar rektum mengontrol apakah tubuh kita dalam mode kontinensia atau eliminasi (apakah kita buang air besar atau tidak)," kata pakar kesehatan dan kebugaran, Stephanie Taylor, dilansir The Sun, Kamis (25/8/2022).

Saat duduk, menurut  Taylor, sudut anorektal (sudut saluran anus yang melepaskan tinja) tertekuk, dan otot puborektalis (otot yang berkontraksi di sekitar rektum) mencekik rektum, menjaga kotoran tetap di dalam. Kondisi itu dapat membatasi usus, sehingga membuat Anda berusaha keras untuk mengosongkannya.

Baca Juga

Taylor mengatakan jongkok bisa membuat perbedaan. Tipnya adalah menggunakan bangku untuk membantu ke posisi buang air besar yang lebih baik. 

"“Posisi jongkok menempatkan otot Anda ke mode eliminasi untuk buang air besar yang sehat tanpa mengejan berlebihan," ujar dia.

Cukup letakkan bangku di depan kloset dan jejakkan kaki di atasnya saat buang air besar. Mampu mengosongkan usus sepenuhnya tanpa mengejan dapat mengurangi risiko kondisi kesehatan lainnya.

Mengejan terus-menerus saat buang air besar dapat menyebabkan banyak masalah. Orang berisiko wasir, fisura anus (robeknya usus besar, dekat anus), atau bahkan prolaps anus (ketika usus besar turun ke dalam rektum). Duduk di kloset membuat tubuh dalam mode kontinensia dan membuatnya sulit untuk mengeluarkan tinja.

"Jika Anda tidak membuang semua kotoran, ini dapat menyebabkan konstipasi, yang dapat menyebabkan penyakit usus atau radang usus buntu," kata Taylor.


Memperhatikan apa yang "normal" sangat penting, seperti menyadari tanda dan gejala kanker usus. Berikut lima gejala yang harus diwaspadari terkait kanker usus:

- Pendarahan di anus atau ada darah di tinja

- Perubahan dalam kebiasaan toilet normal, misalnya menjadi lebih sering

- Nyeri atau benjolan di perut

- Kelelahan yang luar biasa

- Mengalami penurunan berat badan.

Jika Anda mengalami ada perubahan pada kebiasaan buang air besar, segeralah mengonsultasikannya dengan dokter umum.

 
Berita Terpopuler