Ingin Jadi Sahabat Anak? Kak Seto: Ayah dan Ibu Harus Utamakan Diskusi

Ketika orang tua bersahabat, anak akan terkontrol, tapi tidak dalam tekanan.

Republika/Prayogi
Ibu dan anak-anaknya (Ilustrasi). Ketika orang tua bersahabat, anak akan terkontrol tanpa merasa terintimidasi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Seto Mulyadi mengatakan orang tua bisa menjadi sahabat anak. Agar hubungan akrab itu bisa terjalin, ayah dan ibu perlu mengutamakan diskusi, bukan memberikan instruksi semata.

"Jadilah teman anak, bukan komandan yang cuma kasih instruksi," kata psikolog yang akrab disapa Kak Seto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Kak Seto menganjurkan orangtua untuk membuat waktu rutin agar bisa mengobrol santai bersama anak dan mendiskusikan banyak hal. Pembicaraan itu bisa berlangsung saat makan bersama atau kapan pun ketika anggota keluarga di rumah sedang senggang.

Berbagai isu dan masalah bisa didiskusikan antara orang tua dan anak agar tercipta kesepakatan serta hubungan harmonis. Ujungnya, rumah dapat menjadi tempat aman dan nyaman bagi buah hati.

"Dengarkan suara anak, dengarkan kritik anak kepada orang tua, dan orang tua juga jangan sering berantem di depan anak," kata Kak Seto yang juga ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini.

Baca Juga

Dengan membangun ruang diskusi di mana anak merasa didengarkan serta punya kebebasan yang bertanggungjawab, orang tua akan menjadi pihak yang dipercaya dan jadi andalan anak. Kak Seto menganjurkan untuk menciptakan keluarga ramah anak.

"Di mana keluarga penuh senyuman, nada indah, pelukan sehingga anak tidak 'kabur' ke luar, seperti memilih gawai yang lebih terasa indah ketimbang mendengar ceramah orang tua," katanya.

Lewat diskusi tersebut, orang tua dan anak bisa membuat perjanjian tentang hal-hal, seperti penggunaan gawai. Ayah dan ibu dapat mengarahkan anak untuk memakai gawai demi hal positif, seperti belajar hal baru lewat video tutorial, juga memberikan pengertian alasan mereka tidak boleh mengakses hal-hal negatif.

"Dengan demikian, akhirnya anak terkontrol tapi tidak dalam tekanan. Orang tua memberi teladan dan memotivasi anak, juga memberi kesempatan anak bergerak tapi tetap terpantau dalam jalur yang tepat."

 
Berita Terpopuler