Suami Terjerumus Maksiat, Bagaimana Sikap Istri?

Bagaimana seharusnya sikap seorang istri yang mengetahui perilaku buruk suaminya itu?

dok. Republika
Ilustrasi Suami Istri
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  KAIRO -- Manusia tidak pernah luput dari kesalahan, termasuk pada diri seorang suami, yang mungkin sempat tergoda untuk melakukan kemaksiatan. Atau bahkan tidak hanya tergoda, tetapi sampai melakukan kemaksiatan itu.

Baca Juga

Dalam konteks itu, bagaimana seharusnya sikap seorang istri yang mengetahui perilaku buruk suaminya itu? Apakah dia boleh membicarakan hal itu atau curhat kepada orang lain?

 

Seorang istri tidak diperbolehkan untuk membocorkan keburukan atau aib suaminya. Sebab, membocorkan aib sama saja mencemarkan dan merusak kehormatannya. Islam memerintahkan untuk menutupi aib tersebut dan berusaha menghentikan kesalahan yang bisa memicu keretakan rumah tangga.

Islam juga menaruh perhatian yang besar pada usaha memberikan hidayah kepada orang lain, terlebih pada pasangan sendiri. Rasulullah SAW pernah kepada Ali bin Abi Thalib RA:

"Demi Allah, sungguh petunjuk yang diberikan Allah SWT kepada seseorang melalui diri kamu itu lebih baik bagimu daripada memperoleh unta merah (kekayaan)." (HR Bukhari dan Muslim)

Karena itu, sikap istri terhadap suaminya yang terjerumus pada perbuatan dosa, yaitu memanjatkan doa kepada Allah SWT pada siang dan malam agar suami diberi hidayah dan kembali pada jalan kebaikan.

Ketika seorang istri berdoa kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan, maka ketahuilah bahwa Allah SWT Maha Membolak-Balikkan hati hamba-Nya, sesuai kehendak-Nya. Sang istri pun mendapat pahala besar, yaitu pahala doa, pahala hidayah, pahala menyembunyikan aib, dan pahala kesabaran.

Allah SWT berfirman, "Demikianlah Allah menjadikan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya." (QS Al Muddatsir ayat 31) 

Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Ummu Salamah! Tidaklah ada seorang anak adam melainkan hatinya terletak di antara dua jari dari jari-jemari Allah, siapa yang Dia kehendaki lurus, maka Dia akan meluruskannya, dan siapa yang dia kehendaki akan menyimpang, maka dia akan menyimpangkannya." (HR Tirmidzi)

 

Sumber: https://fiqh.islamonline.net/

 
Berita Terpopuler