Covid-19 Masih Menular Lima Hari Setelah Timbul Gejala, Isolasi Mandiri Berapa Hari?

Orang masih bisa tularkan Covid-19 lima hari setelah rasakan gejala.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Tes aliran lateral (LFT) dapat mengidentifikasi kapan seseorang tidak lagi menular dan bisa meninggalkan isolasi dengan aman.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian penderita Covid-19 dengan kasus ringan ternyata masih bisa menularkan virus lima hari setelah gejala dimulai. Penelitian digagas seorang ilmuwan asal India di Inggris, yang hasilnya telah diterbitkan dalam jurnal Lancet Respiratory Medicine.

Penelitian melaporkan bahwa dua pertiga peserta studi masih menularkan virus pada lima hari dan seperempat masih menular pada tujuh hari. Gabungan hasil terbaru dengan apa yang sudah diketahui tentang dinamika infeksi omicron, durasi penularan dapat digeneralisasikan secara luas untuk semua varian virus penyebab Covid-19.

"Temuan menunjukkan bahwa pada orang yang mengalami gejala, mayoritas tidak menular sebelum gejala berkembang, tetapi dua pertiga kasus masih menular lima hari setelah gejala mereka dimulai," ujar penulis studi, Direktur Unit Penelitian Perlindungan Kesehatan Infeksi Pernafasan NIHR di Imperial College London, Profesor Ajit Lalvani.

Penelitian juga menunjukkan bahwa selama ini tes aliran lateral (LFT) tidak mendeteksi awal penularan dengan baik. Uji tersebut lebih akurat saat dipakai untuk mengidentifikasi ketika seseorang tidak lagi menular dan dapat dengan aman meninggalkan isolasi.

Lalvani memantau dengan cermat kondisi pasien dan menangkap momen ketika mereka mengembangkan infeksi hingga berhenti menularkan virus. Sebelum penelitian, dia dan timnya belum memahami gambaran besar tentang penularan.

Pasalnya, sulit untuk mengetahui kapan seseorang pertama kali terpapar SARS-CoV-2 dan kapan mereka pertama kali orang itu bisa menularkan. Dengan menggunakan tes harian khusus untuk mengukur virus menular (bukan hanya PCR) dan catatan gejala harian, tim dapat menentukan titik penularan.

Hal itu disebutnya mendasar untuk mengendalikan pandemi apa pun dan belum pernah ditentukan sebelumnya untuk infeksi pernapasan apa pun di masyarakat. Lalvani menyampaikan, bukti studinya dapat digunakan untuk menginformasikan kebijakan pengendalian infeksi dan panduan isolasi diri untuk membantu mengurangi penularan SARS-CoV-2.
 
Rekan penulis studi, Seran Hakki, dari Institut Jantung dan Paru Nasional Imperial College London menjelaskan bahwa di Inggris tidak ada lagi persyaratan hukum untuk mengisolasi diri jika seseorang dinyatakan positif Covid-19. Akan tetapi, kebanyakan orang masih ingin melakukan isolasi mandiri sampai dia dipastikan tidak menular. 

Baca Juga

Meskipun demikian, ada ketidakjelasan tentang bagaimana menghentikan isolasi diri dengan aman. Studi yang dia lakukan bersama Lalvani dan tim diklaim sebagai yang pertama untuk menilai berapa lama infeksi berlangsung, menggunakan bukti kehidupan nyata dari infeksi yang didapat secara alami.  

Durasi isolasi mandiri pasien positif Covid-19. - (Republika.co.id)


"Dengan demikian, temuan kami dapat menginformasikan panduan tentang cara mengakhiri isolasi diri dengan aman. Jika Anda dinyatakan positif Covid-19 atau memiliki gejala setelah melakukan kontak dengan seseorang yang terkonfirmasi Covid-19, Anda harus berusaha untuk tetap di rumah dan meminimalisasi kontak dengan orang lain," kata Hakki.
 
Penelitian melibatkan 57 orang dengan kasus Covid-19 ringan, melibatkan tes harian terperinci sejak orang terpapar SARS-CoV-2. Tes tersebut dilakukan untuk melihat seberapa banyak virus menular yang mereka keluarkan selama infeksi mereka, dikutip dari laman Indian Express, Ahad (21/8/2022).

 
Berita Terpopuler