Sembilan Fakta Menarik tentang Data Scientist

Profesi data scientist sudah tidak asing lagi di era digital seperti saat ini

Istimewa
Profesi data scientist sudah tidak asing lagi di era digital seperti saat ini.
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesi data scientist sudah tidak asing lagi didengar. Di era yang serba digital ini, ilmu tentang data science menjadi sangat populer. Data science menggabungkan ilmu matematika, statistika, dan ilmu komputer dengan tujuan untuk menganalisis suatu data baik dengan skala kecil maupun besar.

Baca Juga

Profesi ini mengandalkan kemampuan analisis data seperti menggabungkan data dari berbagai sumber dan memastikan konsistensi dataset (data preparation), memilih faktor atau algoritma yang memengaruhi hasil prediksi (data exploration), serta membuat infografis untuk memudahkan para pengambil keputusan dalam memahami data (data visualisation).

Mengingat beratnya beban pekerjaan yang harus ditanggung seorang data scientist, bukan tanpa alasan profesi ini mendadak booming terutama di kalangan gen Z. Apalagi lowongan data scientist hadir dengan iming-imingi gaji yang cukup besar. Untuk mengenal lebih lanjut, berikut sembilan fakta menarik ulasan tentang data scientist yang berhasil dirangkum dari beberapa sumber.

1. Profesi idaman

Data scientist merupakan profesi paling populer selama tiga tahun terakhir ini. Sebab, profesi ini merupakan salah satu pekerjaan yang paling banyak diminati terutama di era digital. 

2. Data scientist dapat memengaruhi keputusan bisnis

Menjadi seorang data scientist tentunya harus siap mengemban banyak tugas-tugas berat yang berkaitan langsung dengan kemajuan perusahaan. Seorang data scientist menjadi sangat berharga bagi perusahaan karena hasil analisis yang dihasilkan sangat memengaruhi keputusan bisnis yang akan diambil oleh pimpinan.

3. Kebutuhan yang tidak seimbang dengan ketersediaan

Sebuah artikel Harvard Business Review menyebut meskipun profesi data scientist menjadi profesi paling hot dalam 10 tahun terakhir, ironisnya jumlah kebutuhan akan data scientist masih belum bisa tercukupi karena jumlah ketersediaan talent yang sangat terbatas.

4. Pekerjaan data scientist tidak sepenuhnya ‘otomatis’

Dalam kehidupan nyata, data yang akan dijumpai tidak benar-benar dalam keadaan yang 'bersih'. Bahkan ketika data telah dikumpulkan dan dibersihkan dengan seteliti mungkin, beberapa ketidaksesuaian atau error masih mungkin untuk menyelinap pada beberapa titik. Seorang data scientist dituntut harus tahu cara bekerja menggunakan data walaupun terdapat beberapa noise dan bertanggung jawab untuk membersihkan noise-noise tersebut.

5. Data scientist belajar beberapa bahasa pemrograman

Selain mempelajari ilmu statistika dan matematika, data scientist juga harus mempelajari berbagai bahasa pemrograman. Sebagai contoh, bahasa pemrograman Java. Data scientist akan sering menggunakan bahasa ini saat bekerja. Jangan mengatakan dirimu seorang data scientist jika tidak tahu bagaimana cara mengoperasikan bahasa pemrograman tersebut.

 

 

6. Semakin banyak data tidak menjamin hasil yang semakin akurat

Dataset dengan jumlah minimum data yang pas untuk membuat analisis yang tepat dapat disebut dengan dataset ideal. Misalkan, ingin menambah suatu data baru ke dalam dataset ideal, dengan penambahan keseluruhan dataset, maka perlu untuk direkonstruksi kembali dengan mempertimbangkan data-data yang baru. Saat merekonstruksi ulang dataset, kita harus melakukan cleaning data dan melalui berbagai proses sebelum melakukan sebuah analisis.

7. Data science dalam kompetisi dan kasus nyata itu berbeda

Meraih kesuksesan dalam suatu kompetisi data science memang dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang bahkan hingga membuatnya ingin berkarier di bidang data. Namun, penting untuk diketahui bahwa kondisi yang ada dalam kompetisi dan kondisi dalam kehidupan nyata sebenarnya cukup berbeda.

8. Data scientist butuh skill public speaking

Jangan pernah berpikir menjadi data scientist cukup dengan menguasai ilmu statistika dan pemrograman. Meskipun kedua hal ini memang diperlukan seorang data scientist, ternyata masih ada skill lainnya yang juga perlu dikembangkan yaitu communication skill.

Data scientist perlu berkoordinasi baik dengan timnya sendiri maupun dengan tim lainnya. Tanpa didukung dengan komunikasi yang tepat, mungkin saja apa yang menjadi tujuan perusahaan jadi tidak tercapai.

9. Gaji data scientist lebih besar di banding profesi IT lainnya

Fakta terakhir ini mungkin fakta yang paling membuat bahagia. Seperti yang telah dibahas di awal, pendapatan seorang data scientist memang cukup besar. Bahkan, gaji seorang data scientist lebih tinggi di banding profesi-profesi di bidang IT lainnya. Karena gaji yang cukup menggiurkan dan peluang yang cukup besar, tidak heran banyak calon ahli IT muda memilih data science sebagai pilihan karier.

Menanggapi hal ini, Rachmat Adi purnama selaku ketua program studi (kaprodi) Ilmu Komputer Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) mengatakan profesi data scientist bertanggung jawab dalam pengolahan data pada suatu instansi. “Tugas dari data scientist dimulai sejak pengumpulan data hingga mendapatkan rekomendasi untuk pengembangan bisnis. Data yang diperoleh akan diolah agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan perusahaan,” ujar Rachmat dalam keterangan pers, Jumat (12/8/2022).

Ia menyampaikan, bagi gen Z yang tertarik ingin masuk ke dalam dunia data scientist atau mencoba menjadi ahli IT yang bergaji besar, bisa segera mendaftarkan diri ke prodi Ilmu Komputer Universitas BSI. Universitas BSI sudah membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) gelombang 6 sejak 4 Agustus hingga 1 September 2022.

“Cukup melakukan pendaftaran dengan mengunduh aplikasi PMB-UBSI di Play Store secara gratis atau melalui website https://bsi.pmbonline.id/. Universitas BSI juga memberikan kesempatan pembayaran dengan sistem cicilan yang bekerja sama dengan aplikasi Danacita. Cicilan tersebut sebesar 600 ribuan saja,” terangnya.

Lokasi kampus Universitas BSI tersebar di beberapa tempat yakni Universitas BSI kampus Fatmawati, Universitas BSI kampus Kramat 98, Universitas BSI kampus Salemba 22, Universitas BSI kampus Tangerang, Universitas BSI kampus Margonda, dan Universitas BSI kampus Bekasi. Ada pula Universitas BSI kampus Jatiwaringin, Universitas BSI kampus Ciledug, Universitas BSI kampus Cengkareng, Universitas BSI kampus Kaliabang, Universitas BSI kampus Dewis Sartika B, Universitas BSI kampus Kalimalang, dan Universitas BSI kampus Slipi.

 

“Jangan ragu lagi untuk melangkah, ayo mengejar mimpi dan cita-cita wujudkan masa depan yang cerah,” ujar Rachmat.

 
Berita Terpopuler