Alami Vaskulitis, Ashton Kutcher Sempat Susah Melihat, Mendengar, dan Berjalan

Pendengaran, penglihatan, dan kemampuan berjalan Ashton Kutcher terpengaruh.

AP Photo
Aktor Ashton Kutcher mengidap vaskulitis, penyakit autoimun langka.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Ashton Kutcher belum lama ini berbagi cerita perjuangannya menghadapi gangguan autoimun langka. Kondisi yang disebut vaskulitis itu memengaruhi pendengaran, penglihatan, dan kemampuan Kutcher berjalan dalam jangka waktu tertentu.

"Dua tahun lalu, saya mengidap vaskulitis yang aneh dan sangat langka, melumpuhkan penglihatan saya, melumpuhkan pendengaran saya, melumpuhkan semua keseimbangan saya," ungkap Kutcher, seperti dikutip dari laman Fox News, Selasa (9/8/2922).

Kutcher menyesal tidak benar-benar menghargai kesehatan yang dia miliki sampai itu hilang. Ketika sakit, pria 44 tahun itu merasa tidak berdaya dan tidak tahu apakah dia akan dapat melihat, mendengar, atau berjalan lagi. Ayah dua anak itu mengatakan butuh waktu sekitar satu tahun untuk memulihkan indranya.

Baca Juga

"Saya beruntung masih hidup," kata Kutcher yang merupakan suami dari aktris Mila Kunis.

Vasculitis Foundation menjelaskan bahwa vaskulitis adalah istilah umum yang mengacu pada peradangan pembuluh darah. Istilah tersebut juga merujuk pada hampir 20 penyakit langka, yang ditandai dengan pembuluh darah menyempit, melemah, atau muncul jaringan parut. Itu semua dapat membatasi aliran darah serta merusak organ dan jaringan vital.

Pusat Perawatan dan Penelitian Vaskulitis di Cleveland Clinic menginformasikan lewat situsnya bahwa vaskulitis adalah penyakit autoimun. Artinya, tubuh secara keliru menyerang jaringan sehatnya sendiri, lantas itu berkontribusi pada peradangan pembuluh darah.

Saat ini, para peneliti percaya bahwa respons inflamasi yang terjadi mungkin dipicu oleh infeksi, obat-obatan, faktor lingkungan atau genetik, reaksi alergi, juga proses lainnya. Penyakit ini dapat memengaruhi pembuluh darah seperti arteri, kapiler, dan vena.

Gejala vaskulitis dapat berkisar dari ringan hingga parah, dan bervariasi pada setiap orang. Munculnya gejala juga tergantung pada jaringan dan organ yang terkena. Ada beberapa bentuk vaskulitis yang dapat membaik dengan sendirinya, tapi ada juga yang memerlukan perawatan medis sepanjang hidup.

Pengobatan penyakit ini tergantung pada jenis vaskulitis spesifik dan area/organ yang terlibat. Bentuk perawatan mungkin termasuk penggunaan kortikosteroid atau obat-obatan lain yang menekan sistem kekebalan tubuh.

Terlepas dari tingkat keparahannya, para ahli kesehatan mengatakan bahwa diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk menghindari komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa. Ada sejumlah gejala umum yang bisa diwaspadai publik.

Daftar gejalanya yakni ruam kulit, kelelahan, demam, nyeri sendi, sakit perut, dan masalah ginjal (termasuk urine berwarna gelap atau berdarah). Pasien pun berpotensi mengalami masalah saraf seperti mati rasa dan nyeri.

Batuk dan/atau sesak napas juga kerap dialami pengidap vaskulitis. Gejala lain dapat terjadi, tergantung pada area tubuh yang terkena. Jika pembuluh darah kecil terpengaruh, bahkan pecah, bisa menghasilkan pendarahan di jaringan yang muncul sebagai titik merah atau ungu kecil pada kulit.

Para pakar juga mencatat nodul atau benjolan mungkin terlihat di kulit ketika pembuluh darah yang lebih besar dekat permukaan kulit meradang. Dokter mendiagnosis vaskulitis berdasarkan gejala, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Pemindaian pembuluh darah dan jantung serta biopsi jaringan juga dapat dilakukan.

 
Berita Terpopuler