Biden akan Tinjau Kerusakan Akibat Banjir di Kentucky

Pemerintahan Biden telah memperluas bantuan bencana federal ke Kentucky.

Ryan C. Hermens/Lexington Herald-Leader via A
Kerusakan akibat banjir terlihat di Isom IGA di Isom, Ky., 1 Agustus 2022. Toko kelontong dirusak oleh banjir bersejarah minggu lalu, dan persediaan toko dirusak oleh air banjir.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan ibu negara, Jill Biden dijadwalkan mengunjungi Kentucky untuk meninjau warga dan kerusakan akibat banjir. Sedikitnya 37 orang tewas sejak banjir melanda Kentucky pada bulan lalu.

Baca Juga

Kedatangan Biden di Kentucky pada Senin (8/8/2022) akan menjadi kunjungan keduanya. Sebelumnya pada Desember dia berkunjung ke Kentucky setelah bencana tornado yang menewaskan 77 orang dan meninggalkan jejak kehancuran.

Pemerintahan Biden telah memperluas bantuan bencana federal ke Kentucky. Biden memastikan pemerintah federal akan menanggung penuh biaya untuk membersihkan puing-puing dan tindakan darurat lainnya.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, Badan Manajemen Darurat Federal telah menyediakan dana bantuan senilai lebih dari 3,1 juta dolar AS. Termasuk ratusan personel penyelamat.

Sebelumnya Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, mengatakan, pemerintah akan mengalokasikan dana sebesar 1 miliar dolar AS untuk mengatasi banjir dan panas ekstrem akibat perubahan iklim. Dana dalam bentuk hibah ini untuk membantu mempersiapkan, dan menanggapi bencana terkait iklim.

“Frekuensi (bencana akibat perubahan iklim) meningkat dalam waktu yang relatif singkat. Cuaca ekstrem akan bertambah buruk, dan krisis iklim akan semakin cepat," ujar Harris.

Harris yang mengutip laporan dari National Oceanic and Atmospheric Administration, mengatakan, pada 2021 AS mengalami 20 bencana terkait iklim yang masing-masing menyebabkan kerusakan lebih dari 1 miliar dolar AS. Sementara pada 1990an AS mengalami enam bencana yang terkait iklim.

Bulan lalu Biden mengumumkan, pemerintah akan mengalokasikan anggaran senilai 2,3 miliar dolar AS untuk membantu masyarakat mengatasi kenaikan suhu melalui program yang dikelola oleh Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, dan lembaga lainnya. Langkah ini untuk meningkatkan program Building Resilient Infrastructure and Communities, atau BRIC, yang mendukung negara bagian, komunitas lokal, suku dan wilayah pada proyek-proyek untuk mengurangi bahaya terkait iklim dan bersiap menghadapi bencana alam. Sebanyak 1 miliar dolar AS akan disediakan melalui program BRIC, sedangkan sekitar 160 juta dolar AS akan digunakan untuk bantuan mitigasi banjir.

 

“Masyarakat di seluruh negara kita mengalami dampak buruk dari perubahan iklim dan peristiwa cuaca ekstrem terkait secara langsung, termasuk badai yang lebih berenergi dengan gelombang badai yang lebih mematikan, peningkatan banjir, dan musim kebakaran yang menjadi ancaman selama setahun,” ujar Kepala FEMA Deanne Criswell.

Jacksonville, kota terbesar di Florida, termasuk di antara kota-kota yang menerima uang di bawah program BRIC tahun lalu. Kota ini mendapatkan anggaran sebesar 23 juta dolar AS untuk mitigasi banjir dan infrastruktur air hujan. Jacksonville terletak di daerah subtropis yang lembab di sepanjang Sungai St Johns dan Samudra Atlantik, sehingga rentan terhadap banjir ketika cekungan air hujan mencapai kapasitasnya. Kota ini sering mengalami banjir dan berisiko mengalami peningkatan badai besar.

 

Distrik Pengelolaan Air Florida Selatan di Miami-Dade County menerima 50 juta dolar AS untuk mitigasi banjir dan perbaikan stasiun pompa air. Pengembangan real estat di sepanjang tepi laut kota yang berkembang pesat telah menciptakan zona banjir berisiko tinggi bagi masyarakat. Termasuk memberikan tekanan pada sistem yang sudah ada, sehingga membuat perbaikan struktur menjadi kebutuhan mendesak. 

 
Berita Terpopuler