Pelosi: China tidak Berhak Cegah Kunjungan Pejabat AS ke Taiwan

Perjalanan Pelosi ke Taiwan tidak bertujuan untuk mengubah status quo pulau itu.

AP Photo/Eugene Hoshiko
Ketua DPR AS Nancy Pelosi, tengah, dengan anggota delegasi kongresnya Raja Krishnamoorthi, R-Ill., kiri, dan Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR Rep. Gregory Meeks, D-N.Y., berbicara selama konferensi pers di Kedubes AS di Tokyo, Jumat, 5 Agustus 2022.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Ketua House of Representative Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi pada Jumat (5/8/2022) mengatakan, China tidak berhak mencegah kunjungan pejabat AS ke Taiwan. Menurut Pelosi, China telah mencoba mengisolasi Taiwan dari dunia luar.

Baca Juga

“Mereka mungkin mencoba mencegah Taiwan mengunjungi atau berpartisipasi di tempat lain, tetapi mereka tidak akan mengisolasi Taiwan dengan mencegah kami bepergian ke sana,” kata Pelosi.

Pelosi mengatakan, perjalanannya ke Taiwan tidak bertujuan untuk mengubah status quo pulau itu. Tetapi, perjalanannya bertujuan untuk menjaga perdamaian di Selat Taiwan. 

Pelosi juga memuji demokrasi Taiwan, termasuk kemajuannya dalam keragaman dan kesuksesan dalam teknologi dan bisnis. Pelosi mengkritik pelanggaran China terhadap perjanjian perdagangan, proliferasi senjata, dan masalah hak asasi manusia.

Pelosi dan lima anggota Kongres lainnya melakukan kunjungan ke sejumlah negara Asia sejak awal pekan. Pelosi dan rombongan tiba di Tokyo pada Kamis (4/8/2022) malam setelah mengunjungi Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Korea Selatan.

Ketika berada di Taipei pada Rabu (3/8/2022), Pelosi mengatakan, Amerika berkomitmen terhadap demokrasi di Taiwan. Kunjungan Pelosi ke Taiwan telah membuat China semakin geram. Hal ini mendorong Beijing menggelar latihan militer di sekitar perairan Taiwan. Bahkan lima rudal yang ditembakkan China jatuh di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang.

Cina menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. China mengancam akan mencaplok wilayah Taiwan dengan paksa jika diperlukan. China melihat Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri. China menganggap kunjungan pejabat asing ke Taiwan dijadikan sebagai pengakuan kedaulatan atas wilayah tersebut.

"China telah meluncurkan serangan yang mungkin menggunakan kunjungan kami sebagai alasan," ujar Pelosi.

 

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, latihan militer China yang ditujukan ke Taiwan merupakan "masalah besar" yang mengancam perdamaian dan keamanan regional. Kishida mengatakan, peluncuran rudal harus segera dihentikan.

Latihan militer China yang diluncurkan pada Kamis melibatkan angkatan laut, angkatan udara dan departemen lainnya. Latihan ini akan berlangsung hingga Ahad (7/8/2022) waktu setempat.

Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi mengatakan lima rudal mendarat pada Kamis di ZEE Jepang di lepas pantai Hateruma. Dia mengatakan, rudal itu mengancam keamanan nasional Jepang dan kehidupan rakyat Jepang. Kementerian Pertahanan meyakini empat rudal lainnya, yang ditembakkan dari pantai tenggara China di Fujian, terbang di atas Taiwan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden dan Pelosi mengatakan, Amerika Serikat tetap berkomitmen dengan kebijakan satu-China. Kebijakan ini mengakui Beijing sebagai pemerintah China. Tetapi di sisi lain, AS menjalim hubungan informal dan hubungan pertahanan dengan Taipei. China dan Taiwan berpisah pada 1949 setelah perang saudara. Mereka tidak memiliki hubungan resmi tetapi terikat dengan hubungan bisnis bernilai miliaran dolar.

Pelosi telah lama menjadi advokat hak asasi manusia di China. Dia bersama dengan anggota parlemen lainnya, mengunjungi Lapangan Tiananmen di Beijing pada 1991. Kunjungan Pelosi ini untuk mendukung demokrasi setelah tindakan berdarah militer China terhadap pengunjuk rasa di Lapangan Tiananmen.

 

Sebagai pemimpin parlemen, perjalanan Pelosi telah meningkatkan ketegangan AS-China. Pelosi adalah ketua parlemen AS pertama yang mengunjungi Taiwan setelah 25 tahun. Sebelumnya mantan ketua parlemen AS Newt Gingrich mengunjungi Taiwan pada 1997.

 
Berita Terpopuler