Prof Zubairi: Petugas Bandara Perlu Waspadai Penumpang Bergejala Cacar Monyet

Petugas bandara perlu mengetahui ciri-ciri orang yang terkena cacar monyet.

EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Petugas kesehatan di Chennai, India pada 16 Juli 2022 melakukan skrining gejala cacar monyet terhadap penumpang yang tiba dari negara-negara risiko tinggi. Petugas bandara di Indonesia juga diserukan mengetahui ciri-ciri orang yang menderita cacar monyet agar penyebaran penyakit tersebut dapat dicegah.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan Prof Zubairi Djoerban meminta semua pihak di bandar udara waspada terhadap penumpang yang memiliki gejala-gejala mengarah pada cacar monyet. Ia juga mengingatkan pentingnya keberadaan pos yang dilengkapi poliklinik kesehatan.

"Kalau misalnya ada orang asing ataupun orang Indonesia, setiap orang yang ada kelainan di kulit, di tangan ataupun di muka ada bintik-bintik cacar gitu atau seperti cacar air atau seperti herpes, ya harus segera lapor," kata Prof Zubairi saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Hal tersebut penting karena saat ini hampir semua negara sudah melonggarkan aturan untuk bepergian. Untuk masuk maupun keluar Indonesia juga sudah dilonggarkan.

Oleh karena itu, Prof Zubairi menyebut kewaspadaan tersebut harus dimiliki semua pihak yang bertugas di sarana transportasi, terutama bandara karena merupakan pintu masuk utama penumpang dari luar negeri. Menurutnya, dengan kewaspadaan tersebut, masuknya penyakit cacar monyet dari luar negeri dapat dicegah.

Baca Juga

Prof Zubairi juga meminta petugas kesehatan untuk mewaspadai segala bentuk gejala penyakit kulit seperti gatal-gatal atau bintik-bintik karena bisa jadi itu adalah cacar monyet. Lantaran sudah lebih dari 75 negara melaporkan kasusnya, kemungkinan besar cacar monyet juga sudah ada di Indonesia.

"Ada kemungkinan cukup besar bahwa sebetulnya di kita sudah ada, namun belum terdeteksi," kata Prof Zubairi yang juga ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Asal usul cacar monyet. - (Republika)


Prof Zubairi menjelaskan salah satu penyebab tidak terdeteksinya cacar monyet adalah jenis penyakit ini masih baru. Banyak dokter dan masyarakat yang tidak mengenal gejalanya dan mengiranya sebagai penyakit lain. Oleh karena itu, pihaknya mendorong pemerintah menyediakan hotline untuk melaporkan kasus yang diduga cacar monyet.

"Harus ada hotline, jadi kalau curiga ini (cacar monyet) hubungi nomor sekian, nanti akan tindaklanjuti, misalnya dinas kesehatan akan menindaklanjuti, akan mengambil contoh dari kelainan kulit yang ada, kemudian dikirim ke laboratorium rujukan, apakah ini virus cacar monyet atau bukan," katanya.

Meskipun demikian, pihaknya meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap penyebaran penyakit cacar monyet. Terlebih, infeksi virus monkeypox ini memiliki tingkat fatalitas yang rendah.

 
Berita Terpopuler