Nancy Pelosi Tiba di Malaysia dan Dikabarkan akan ke Taiwan

Pelosi bertemu Ketua majelis rendah Azhar Azizan Harun di Parlemen.

Malaysia’s Department of Information via AP
Foto selebaran ini diambil dan dirilis oleh Departemen Penerangan Malaysia, Ketua DPR AS Nancy Pelosi, kiri, bertemu dengan Ketua Parlemen Malaysia Azhar Azizan Harun di gedung parlemen di Kuala Lumpur, Selasa, 2 Agustus 2022. Pelosi tiba di Malaysia pada Selasa untuk putaran kedua dari tur Asia yang telah diselimuti oleh perhentian yang diharapkan di Taiwan, yang akan meningkatkan ketegangan dengan Beijing.
Rep: Fergi Nadira Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ketua House of Representative Nancy Pelosi tiba di Malaysia dalam tur Asianya, Selasa (2/8/2022). Pelosi dikabarkan juga akan ke Taipei dalam kunjungan yang sebelumnya tidak menyebutkan Taiwan.

Baca Juga

Pesawat yang membawa Pelosi dan delegasi mendarat di sebuah pangkalan angkatan udara di tengah pengamanan ketat. Ia akan bertemu Ketua majelis rendah Azhar Azizan Harun di Parlemen dan menunda pertemuan makan siang dengan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob.

Meskipun belum ada pengumuman resmi, media lokal di Taiwan melaporkan bahwa Pelosi akan tiba di Taipei pada Selasa malam. Ia akan menjadi pejabat AS terpilih dengan peringkat tertinggi jika berkunjung ke Taiwan dalam lebih dari 25 tahun.

The United Daily News, Liberty Times dan China Times, tiga surat kabar nasional terbesar Taiwan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan Pelosi akan terbang ke Taipei dan bermalam setelah mengunjungi Malaysia.

China telah memperingatkan dampak jika Pelosi ke Taiwan. Pemerintah China mengatakan militernya tidak akan pernah tinggal diam jika Pelosi mendorong kunjungan tersebut. Ancaman pembalasan China telah mendorong kekhawatiran akan krisis baru di Selat Taiwan yang dapat mengguncang pasar global dan rantai pasokan.

Gedung Putih pada Senin (1/8/2022) mengecam retorika Beijing. "AS tidak tertarik untuk memperdalam ketegangan dengan China dan tidak akan mengambil umpan atau terlibat dalam perebutan senjata," kata Gedung Putih.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menggarisbawahi bahwa keputusan kunjungan Pelosi adalah keputusan yang ditetapkan Pelosi sendiri. Dia mencatat bahwa anggota Kongres telah secara rutin mengunjungi Taiwan selama bertahun-tahun.

 

Kirby mengatakan, pejabat pemerintah khawatir bahwa Beijing dapat menggunakan kunjungan itu sebagai alasan untuk mengambil langkah-langkah pembalasan yang provokatif, termasuk aksi militer seperti menembakkan rudal di Selat Taiwan atau di sekitar Taiwan. Beijing juga akan menerbangkan serangan mendadak ke wilayah udara pulau itu, dan melakukan latihan angkatan laut skala besar di selat.

"Sederhananya, tidak ada alasan bagi Beijing untuk mengubah kunjungan potensial yang konsisten dengan kebijakan lama AS menjadi semacam krisis atau menggunakannya sebagai dalih untuk meningkatkan aktivitas militer agresif di atau sekitar Selat Taiwan,” kata Kirby.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mendesak China untuk bertindak secara bertanggung jawab jika Pelosi melanjutkan kunjungannya. "Jika pembicara memutuskan untuk berkunjung, dan China mencoba menciptakan semacam krisis atau meningkatkan ketegangan, itu akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Beijing,” katanya kepada wartawan di markas besar PBB di New York.

"Kami mencari mereka, jika dia memutuskan untuk berkunjung, untuk bertindak secara bertanggung jawab dan tidak terlibat dalam eskalasi apapun ke depan," ujarnya menambahkan.

Para pejabat AS mengatakan militer akan meningkatkan pergerakan pasukan dan asetnya di kawasan Indo-Pasifik jika Pelosi mengunjungi Taiwan. Kapal induk Angkatan Laut AS USS Ronald Reagan dan kelompok penyerangnya berada di Laut Filipina pada Senin, menurut para pejabat yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas operasi militer.

 

Taiwan dan China berpisah pada 1949 setelah Komunis memenangkan perang saudara di daratan. AS mempertahankan hubungan informal dan hubungan pertahanan dengan Taiwan bahkan ketika mengakui Beijing sebagai pemerintah China.

 
Berita Terpopuler