Warga UEA Sampaikan Pesan Perdamaian di K2

K2 adalah gunung tertinggi kedua di dunia setelah Gunung Everest (8.849 meter)

EPA
Pegunungan Himalaya dengan Everest di puncaknya.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, GILGIT–Saeed Al-Memari menjadi orang Emirat pertama yang mencapai puncak gunung paling berbahaya di dunia, K2. Sebuah pencapaian yang dia katakan juga sebagai tonggak sejarah dalam misi khusus perdamaiannya.

Baca Juga

Gunung K2 setinggi 8.611 meter terletak di pegunungan Karakoram, yang sebagian terletak di bagian Gilgit-Baltistan di wilayah Kashmir di bawah administrasi Pakistan dan sebagian di kantong Kashmir yang dikelola Cina di Daerah Otonomi Uighur di Xinjiang. 

K2 adalah gunung tertinggi kedua di dunia setelah Gunung Everest (8.849 meter), dan dikenal sebagai Gunung Savage karena medannya yang menantang dan cuaca yang berbahaya menjadikannya salah satu puncak yang paling sulit untuk didaki.  Satu dari setiap enam orang yang mencoba mendaki K2 telah meninggal dalam upaya tersebut.

Saeed mengisahkan, pada 22 Juli ia bergabung dengan 87 pendaki yang juga telah mencapai K2 musim panas ini. Tapi ini bukan rekor pendakian gunung pertama Al-Memari,  pada tahun 2011 ia juga menjadi orang Emirat pertama yang mendaki Everest.

“Saya telah mendaki lebih dari 100 gunung di seluruh dunia sejauh ini.  Dan (K2) ini adalah tantangan besar bagi saya, tetapi, dengan izin Tuhan, saya berhasil,” kata Al-Memari dilansir dari Arab News, Sabtu (30/7/2022).

Rekor jumlah pendakian tahun ini, menurutnya, dapat mendorong lebih banyak pendaki gunung Arab untuk menaklukkan puncak terberat di dunia.

“Banyak pendaki gunung di dunia Arab yang ingin mendaki K2. Tahun ini telah melihat jumlah keberhasilan terbesar di K2, saya pikir.  Itu akan membuka pintu bagi pendaki Arab untuk mendaki K2,"katanya.  

 

Bagi pendaki gunung kelahiran Fujairah berusia 45 tahun, keberhasilan itu merupakan bagian dari misi "Puncak untuk Perdamaian", yang melibatkannya mendaki puncak tertinggi di dunia untuk menyebarkan pesan toleransi dan cinta dari tanah airnya.

“Saya lahir di daerah pegunungan UEA.  Dan mimpi saya adalah melihat bendera (negara) dan pesan perdamaian saya di puncak gunung tertinggi di dunia. Saya hanya ingin menyampaikan pesan perdamaian, karena agama kami berlandaskan perdamaian,"ujarnya. 

Di antara pegunungan yang telah didaki Al-Memari adalah gunung-gunung yang termasuk sebagai The Seven Summits atau Tujuh Puncak. Ia juga berencana akan ke Nanga Parbat.  “Jika saya mendapat kesempatan tahun depan, saya akan melakukan Nanga Parbat” katanya, mengacu pada puncak Himalaya setinggi 8.126 meter.

Pakistan dan rakyatnya memiliki tempat khusus di hati Al-Memari.  “Mereka sangat rendah hati. Saya merasa mereka adalah keluarga saya,” katanya.

“Saya telah melihat cinta yang dimiliki orang-orang Pakistan untuk UEA.  Itu sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata. Begitu Anda mengunjungi Pakistan, Anda akan merasa seperti di rumah sendiri dan menikmati keindahannya,"ujarnya. 

Tapi Al-Memari prihatin dengan masa depan keindahan itu, terutama puncak ikonik negara itu, yang akhir-akhir ini dicoba oleh pendaki berpengalaman yang mencari sensasi.

“Mereka menghancurkan pegunungan yang indah. Kita perlu lebih banyak aturan untuk mengelola gunung, sehingga generasi berikutnya dapat menikmati keindahannya juga,"kata Al-Memari.  

 
Berita Terpopuler