Cara Enak Turunkan Kolesterol: Makan Satu Alpukat Setiap Hari

Studi mengungkap makan alpukat setiap hari bermanfaat untuk turunkan kolesterol.

Pixabay
Buah alpukat. Studi menunjukkan rutin makan alpukat berdampak positif pada kadar kolesterol tubuh.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan manfaat spesifik dari menyantap satu buah alpukat setiap hari. Konsumsi alpukat terbukti tidak berkontribusi pada penambahan berat badan, dapat menurunkan kadar kolesterol jahat, dan meningkatkan kualitas diet.

Hasil studi itu telah diterbitkan dalam Journal of American Heart Association. Para peneliti yang menggagas penelitian bermaksud mengevaluasi dampak makan satu alpukat setiap hari dibandingkan dengan diet biasa.

Para peneliti memang tidak menemukan banyak perbedaan antara kelompok kontrol dan intervensi. Akan tetapi, mereka menemukan bahwa peserta yang makan alpukat setiap hari memiliki kadar kolesterol jahat yang lebih rendah dan kualitas diet yang baik.

Ditinjau dari nutrisinya, alpukat mengandung vitamin C dan K, serta merupakan sumber serat yang baik. Penelitian yang didanai Hass Avocado Board itu hendak melihat apakah makan alpukat setiap hari membantu mengurangi adipositas visceral pada peserta dengan lingkar pinggang besar.

Tim juga melihat dampak rutin makan alpukat pada beberapa aspek kesehatan lain, termasuk kadar kolesterol, berat badan, indeks massa tubuh, dan kualitas hidup. Selain punya lingkar pinggang besar, semua peserta mengonsumsi alpukat dua buah atau lebih per bulan.  

Kelompok intervensi (505 peserta) mengonsumsi satu buah alpukat setiap hari, sedangkan kelompok kontrol (503 peserta) melanjutkan pola makan mereka. Para peneliti mengumpulkan data tentang asupan makanan pada awal penelitian.

Baca Juga

Begitu juga pada pekan kedelapan, ke-16, dan ke-26, menggunakan pemindaian MRI untuk melihat tingkat jaringan adiposa visceral atau lemak tubuh yang melapisi organ perut. Hasilnya, kelompok intervensi memiliki kadar kolesterol total yang lebih rendah dan kadar kolesterol "jahat" yang lebih rendah.

 

Kolesterol. - (Republika)


Ada juga sedikit perbedaan dalam diet antara kedua kelompok, dengan kelompok intervensi memiliki skor indeks makan sehat yang lebih tinggi.  Kelompok intervensi menunjukkan tingkat serat dan lemak yang lebih tinggi dan tingkat karbohidrat dan protein yang lebih rendah.

Peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara dua kelompok mengenai penambahan berat badan. Artinya, makan alpukat setiap hari tidak berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Penulis studi Alice H Lichtenstein mencatat bahwa menambahkan asupan yang diklaim sebagai makanan super tidak selalu berarti manfaat kesehatan yang signifikan.

"Studi ini menemukan bahwa menambahkan 'makanan sehat' dalam hal lemak dan nutrisi, misalnya alpukat, ke dalam diet seseorang tidak menghasilkan manfaat klinis. Namun, tidak ada efek negatif dan itu dikaitkan dengan manfaat peningkatan kualitas diet secara keseluruhan," ungkap Lichtenstein.

Pakar nutrisi Brian Power yang tidak terlibat dalam penelitian menyoroti beberapa keterbatasan. Tidak ada data tentang obat yang dikonsumsi peserta dan pengamatan hanya berlangsung selama enam bulan. Jangka waktu yang lebih lama dapat menunjukkan hasil berbeda, terutama dalam hal jaringan adiposa visceral.

Penelitian yang dilakukan selama pandemi Covid-19 juga mungkin menengaruhi hasilnya, karena kondisi kesehatan dan gaya hidup peserta bisa jadi bergeser. Selain itu, beberapa pengumpulan data, seperti tentang diet, mengandalkan pelaporan peserta, sehingga ada risiko kesalahan.

Namun, Power menyambut positif hasil penelitian, sebab menyoroti bahwa tidak ada makanan yang sempurna dan memperbaiki segalanya. Pesan pentingnya adalah bahwa fokus pada makanan tunggal bukanlah jawaban atas pola diet sehat secara keseluruhan.

"Terlepas dari manfaat terkait kolesterol, apa pun yang mendorong orang untuk mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran sebagai bagian dari diet seimbang secara keseluruhan harus disambut," ujar Power, dikutip dari laman Medical News Today, Selasa (26/7/2022).

 
Berita Terpopuler