Dokter Muslim Inggris Jadi Korban Islamofobia di Bandara Manchester

Petugas menyuruhnya mengantre untuk pemindai seluruh tubuh.

Foto : MgRol_94
Ilustrasi Islamofobia. Dokter Muslim Inggris Jadi Korban Islamofobia di Bandara Manchester
Rep: mgrol135 Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Ahli bedah Inggris Pakistan dan Presiden British Hernia Society Aali Sheen mengklaim dia adalah korban pemilahan rasial di keamanan Bandara Manchester.

Baca Juga

Sheen mengatakan dia terkena rasisme ketika petugas keamanan di Bandara Manchester menyuruhnya mengantre untuk pemindai seluruh tubuh, sementara penumpang kulit putih diantar ke arah lain. Ahli bedah, yang bepergian dengan dua anaknya, menambahkan dia segera melihat sebuah keluarga Muslim juga dipilih dari penumpang lain untuk dipindai.

Menurut harian Turki Yeni Safak, Sheen mengatakan kepada Manchester Evening News tentang pertemuannya dengan seorang penjaga keamanan di Bandara Manchester sebelum terbang ke Grenoble, Prancis pada 3 April tahun ini. Ahli bedah terkemuka ini mengatakan dia mengantre selama dua jam sebelum mencapai keamanan untuk penerbangan pukul 08.00.

Dia memperhatikan seorang penjaga keamanan menunjuk ke arah antrean di pemindai meskipun detektor logam lengkung yang lebih kecil menyala dan dapat digunakan. "Saya berkata, 'Mengapa?' Dia berkata karena mereka memiliki sistem. Sistem macam apa ini, saya bertanya kepadanya. Saya menantangnya. Saya tahu alasannya. Bagi saya itu jelas. Dia berkata 'lakukan seperti yang diperintahkan.' Dia sangat kasar pada saya dan saya berkata 'jangan bicara seperti itu pada saya.' Saya mengatakan kepadanya bahwa dia harus memberi saya alasan."

"Kemudian saya mengemas tas saya dan melihat ke belakang saya dan melihat keluarga Muslim dan mereka semua melalui pemindai yang sama dengan saya. Mereka diarahkan ke sana oleh orang yang sama. Orang kulit putih lainnya melewati pemindai lain," kata dia.

Sheen mengajukan keluhan resmi ketika dia mendarat di tujuannya, tetapi bandara hanya menanggapi setelah anggota parlemen lokalnya terlibat. Sementara itu, dilansir ABNA News Agency, Rabu (29/6/2022) sebuah studi baru oleh Muslim Engagement and Development group (MEND) terhadap lebih dari 100 masjid Inggris menemukan 35 persen dari pusat-pusat Islam menghadapi setidaknya satu serangan anti-Muslim setiap tahun.

Manajer regional MEND Nayeem Haque mengatakan kepada Sky News bahwa angka-angka itu menunjukkan tren Islamofobia yang lebih luas di Inggris. “Kami percaya narasi Islamofobia yang dijajakan di masyarakat luas adalah penyebab meningkatnya serangan yang kami lihat di komunitas Muslim,” ucapnya.

 

 

Haque menunjukkan sekarang ada lebih banyak kecemasan di kalangan umat Islam tentang mengunjungi tempat ibadah, yang sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ketua Masjid Finsbury Park Mohammed Kozbar, masjid yang mengalami serangan teroris fatal lima tahun lalu.

“Masyarakat kami masih merasakan ketakutan dan intimidasi, dan mereka mengharapkan serangan kapan saja. Apa yang terjadi bukanlah satu kali saja. Situasinya bahkan lebih buruk daripada lima tahun lalu. Islamofobia sedang meningkat, dan tidak ada yang bisa menyangkalnya,” ujarnya.

Infografis Islamofobia Makin Memburuk di Eropa - (TRT World/Daily Sabah)

Komentar tersebut didukung oleh data pemerintah baru-baru ini untuk Inggris dan Wales yang menunjukkan pelanggaran yang diperburuk oleh agama berada pada titik tertinggi sepanjang masa, menurut Bloomberg mengutip laporan Associated Press menggunakan data dari Kantor Dalam Negeri Inggris. Sebanyak 76.884 pelanggaran rasial dan agama tercatat pada tahun 2021, naik 15 persen dari 66.742 pada  2020, menempatkannya pada level tertinggi sepanjang masa.

Pelanggaran kejahatan rasial termasuk penyerangan, pelecehan, dan kerusakan kriminal yang diperburuk oleh ras atau agama. Meskipun pemerintah mengambil langkah-langkah dengan "Skema Keamanan Perlindungan Tempat Ibadah" yang ditujukan untuk mendukung tempat-tempat ibadah yang berisiko terkena serangan dan kejahatan rasial, laporan MEND menemukan hanya 33 persen masjid di Inggris dan Wales yang mengajukan skema tersebut disediakan meninggalkan 66 persen sisanya terbuka.

Haque percaya bahwa proses yang disederhanakan untuk mengakses pendanaan untuk masjid yang membutuhkan keamanan diperlukan. Namun, Haque mengatakan serangan itu tidak akan membuat orang kehilangan keyakinan.

“Tetapi sebagian besar komunitas kami tangguh, dan kami ingin menunjukkan pesan ketahanan ini dan ini tidak akan memengaruhi keyakinan kami,” ucapnya.

 

https://en.abna24.com/news//uk-muslim-doctor-singled-out-at-airport-amid-rising-islamophobia_1270822.html

 
Berita Terpopuler