Metode Kepompong Dapat Cegah Penularan Covid-19 pada Anak, Seperti Apa Itu?

IDAI menyatakan metode kepompong dapat cegah penularan Covid-19 pada anak.

Republika/Thoudy Badai
Anak-anak bermain di Taman Sambas Asri, Panglima Polim, Jakarta Selatan, Selasa (28/6/2022). Metode kepompong dapat membantu menjaga anak agar tidak tertular Covid-19.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira menyatakan bahwa para orang tua dapat mencoba metode cocooning atau kepompong guna mencegah penularan Covid-19 pada anak. Seperti apa caranya?

Baca Juga

"Jadi kita membuat kepompong di sekeliling anak itu, salah satunya dengan memastikan setiap orang yang berinteraksi dengan anak kita yang di bawah usia lima tahun, sudah divaksinasi dua kali dan divaksinasi penguat (booster)," ujar dr Yogi dalam webinar Liburan Sehat, Anak Aman Covid-19 di Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Menurut dr Yogi, metode itu penting dilakukan mengingat belum tersedianya vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia lima tahun di Indonesia. Sementara ini, belum ada izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan mengenai vaksin balita.

"Yang bisa dikerjakan untuk pencegahan salah satunya adalah metode cocooning," tuturnya.

Dr Yogi mengatakan, vaksin Covid-19 dengan platform mRNA untuk anak usia di bawah lima tahun di Amerika Serikat memang sudah tersedia dan diperbolehkan. Tapi, untuk di Indonesia, pemberian vaksinnya masih dalam pertimbangan.

"Kita sangat mendukung populasi rentan seperti anak-anak dilindungi. Anak-anak adalah masa depan, kita harus kita lindungi," ucapnya.

Oleh karena itu, menurut dr Yogi, protokol kesehatan harus betul-betul dilaksanakan secara disiplin. Ia mengatakan, selama dua tahun pandemi, protokol kesehatan menjadi salah satu cara yang paling mudah, murah, dan efektif untuk mencegah covid-19, termasuk penyakit infeksi lainnya.

"Indonesia ini kalau bisa dikatakan adalah supermarket penyakit infeksi, kita punya berbagai macam infeksi yang sebagian bisa dicegah dengan protokol kesehatan. Jadi apa yang sudah dicapai selama ini tolong jangan dikendurkan, dilanjutkan dan justru makin dikuatkan," ucapnya.

Menurut dr Yogi, adaptasi kebiasaan baru harus terus digalakkan. Sebab, dunia belum sepenuhnya terbebas dari Covid-19.

"Kondisi sekarang sedang ada lonjakan kasus maka kita harus tingkatkan protokol kesehatan. Orang tua harus mencontohkan sehingga anak-anak bisa meniru menerapkan protokol kesehatan dengan benar," katanya.

 

 
Berita Terpopuler