50 Tahun Dewan Masjid Indonesia, Ini Peran dan Tujuannya

Sudah 50 tahun pengabdian DMI kepada umat Islam dan bangsa Indonesia

Antara/Destyan Sujarwoko
Petugas membersihkan lantai karpet Masjid Al Fattah, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (7/4/2022). Masjid yang baru diresmikan pembangunannya oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla pada Selasa (22/3/2022) ini disebut-sebut sebagai salah satu bangunan masjid terindah di Indonesia karena mengusung konsep arsitektur minimalis modern dan diklaim ramah lingkungan serta hemat energi.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruqutni, mengatakan, sudah 50 tahun pengabdian DMI kepada umat Islam dan bangsa Indonesia. Selama ini DMI sudah mengambil peran yang cukup baik khususnya di bidang kemasjidan.

Baca Juga

Imam mengatakan, pada waktu berdirinya DMI 50 tahun yang lalu bersamaan dengan dilaksanakannya rencana pembangunan lima tahun (repelita) oleh pemerintah. Waktu itu semangat repelita sangat materialistis, karena yang dibutuhkan pemerintah saat melaksanakan repelita adalah segera meningkatkan pembangunan ekonomi.

"Kalau pembangunan ekonomi dilakukan besar-besaran maka efeknya akan menguatkan semangat hedonisme," kata Imam kepada Republika, Selasa (28/6/2022).

Ia menjelaskan, dalam lagu Indonesia Raya dikatakan bangunlah jiwanya dan bangunlah badannya. Pembangunan ekonomi dinilai masih kurang dalam membangun jiwa. Maka DMI waktu itu memikirkan bahwa repelita harus diimbangi dengan peran masjid yang lebih besar untuk membangun jiwa.

Presiden Soeharto waktu itu diberikan saran untuk membangun masjid-masjid. Kemudian Presiden Soeharto membangun 999 masjid lewat Amal Bakti Muslim Pancasila.

Imam mengatakan, sekarang setelah 50 tahun usia DMI, akan meningkatkan peran masjid agar bisa menyesuaikan diri dengan era industri 4.0. DMI akan merambah ke dunia maya dan membangun kekuatan teknologi untuk kebaikan. Karena masyarakat sudah mulai pindah ke dunia maya yang bebas nilai.

"DMI sudah melakukan kerjasama dengan berbagai bidang, intinya DMI mengambil peran lebih banyak dalam proses modernisasi Indonesia dan modernisasi peran Islam khususnya peran masjid," ujar Imam.

 

 

Ia menjelaskan, masjid harus disesuaikan kemampuannya dana manajerialnya. DMI akan diterapkan aplikasi untuk masjid yang sesuai dengan zaman sekarang, ini sudah disiapkan DMI.

"Ke depan nanti Insya Allah kita akan lebih masif lagi dalam mengambil peran dalam multi aspek," jelasnya.

DMI ingin mengubah isu yang keliru terhadap masjid, karena sering kali masjid isunya dekat dengan teroris. Teroris tidak hanya dikecam, tapi juga memberikan pemahaman lewat budaya agar tidak semakin radikal dan liberal. Sambil menyemangati Islam dengan proses yang lebih moderat.

Imam mengatakan, DMI akan meningkatkan masjid dari berbagai aspek dan bidang, untuk bisa memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Sebab persoalan dasar di mana pun di dunia ini, seperti kekerasan horizontal dan vertikal, penyebabnya karena ketimpangan ekonomi. 

 

"Maka peran masjid ada peran kemakmuran masyarakat, kita menjadi ikut serta dalam proses pembangunan atau menyejahterakan masyarakat, itu salah satu cara yang kita tempuh agar pemahaman Islam semakin aplikatif, transformatif tapi pada waktu yang sama peran Islam semakin emansipatoris, emansipatoris itu membebaskan orang dari semua kesulitannya termasuk kesulitan ekonomi, itu peran pembebasan," jelas Imam.

 
Berita Terpopuler