Perusahaan Baja Iran Hentikan Produksi karena Serangan Siber

Sebuah kelompok peretas mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

www.freepik.com.
Serangan siber (ilustrasi). Salah satu perusahaan baja besar Iran mengatakan pada Senin (27/6/2022) terpaksa menghentikan produksi setelah terkena serangan siber.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Salah satu perusahaan baja besar Iran mengatakan pada Senin (27/6/2022) terpaksa menghentikan produksi setelah terkena serangan siber. Ini menandai salah satu serangan terbesar di sektor industri strategis Iran dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga

Pemerintah Iran tidak menyalahkan kelompok tertentu atas serangan sibet terhadap perusahaan baja milik negara, Khuzestan Steel Co. Ini merupakan contoh terbaru dari serangan yang melumpuhkan layanan negara dalam beberapa bulan terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.

Sebuah kelompok peretas mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan, serangan itu menargetkan tiga perusahaan baja terbesar Iran karena hubungan mereka dengan Garda Revolusi Iran dan milisi sukarelawan Basij. Kelompok tersebut membagikan rekaman kamera pengawas dari pabrik Khuzestan Steel Co, yang menunjukkan kebakaran besar meletus di jalur produksi billet baja setelah gangguan siber.

"Perusahaan-perusahaan ini dikenakan sanksi internasional dan melanjutkan operasi mereka meskipun ada pembatasan,” kata kelompok itu.  

Khuzestan Steel Co mengatakan, pabrik harus berhenti bekerja sampai pemberitahuan lebih lanjut, karena ada masalah teknis menyusul serangan siber. Situs web perusahaan tidak aktif pada Senin. Namun, CEO Khuzestan Steel Co, Amin Ebrahimi, mengklaim bahwa, perusahaan berhasil menggagalkan serangan siber dan mencegah kerusakan produksi yang akan berdampak pada rantai pasokan dan pelanggan. Dia tidak memberikan keterangan lebih lanjut tentang ledakan yang ditunjukkan dalam rekaman kelompok peretas.

"Untungnya dengan waktu dan kesadaran, serangan itu tidak berhasil," kata kantor berita semi-resmi Mehr mengutip Ebrahimi, seraya menambahkan bahwa ia mengharapkan situs web perusahaan dipulihkan dan semuanya kembali normal. Televisi berita lokal, Jamaran, melaporkan bahwa serangan itu gagal karena pabrik tidak beroperasi akibat pemadaman listrik.

Khuzestan Steel Co berbasis di Ahvaz di Provinsi Khuzestan barat daya yang kaya minyak. Perusahaan ini menguasai produksi baja di Iran bersama dengan dua perusahaan besar milik negara lainnya.

Khuzeatan Steel didirikan sebelum Revolusi Islam Iran 1979. Selama beberapa dekade, perusahaan memiliki beberapa jalur produksi yang dipasok oleh perusahaan Jerman, Italia dan Jepang. Layanan terus berlanjut kecuali selama bencana perang Iran-Irak tahun 1980-an, ketika diktator Irak Saddam Hussein mengirim pasukannya melintasi perbatasan.

Namun, sanksi berat terhadap Iran atas program nuklirnya telah memaksa perusahaan untuk mengurangi ketergantungannya pada bagian asing.

Pemerintah menganggap baja sebagai sektor yang krusial. Menurut Asosiasi Baja Dunia, Iran adalah produsen baja terkemuka di Timur Tengah dan menempati peringkat 10 besar di dunia. Tambang bijih besi Iran menyediakan bahan baku untuk produksi dalam negeri dan diekspor ke puluhan negara, termasuk Italia, China, dan Uni Emirat Arab.

Produksi baja mentah Iran mencapai 2,3 juta ton bulan lalu. Penurunan ekspor  sebagian besar disebabkan karena Rusia membanjiri China dengan baja diskon setelah kehilangan akses ke pasar Barat, di tengah perang melawan Ukraina.

Serangan siber menjadi semakin umum di Iran dalam beberapa tahun terakhir.  Iran yang mendapat sanksi dari Barat, bergerak lambat memperbarui jaringannya untuk melawan peningkatan penggunaan ransomware oleh penjahat, serta gangguan oleh aktor negara.

Dalam insiden besar tahun lalu, serangan siber terhadap distribusi bahan bakar Iran melumpuhkan pompa bensin di seluruh negeri. Hal ini menyebabkan antrian panjang dan pengendara yang naik pitam.

Iran sebelumnya menuduh Amerika Serikat dan Israel melakukan serangan siber yang telah merusak infrastruktur negara itu. Iran memutuskan sebagian besar infrastruktur pemerintahnya dari internet setelah virus komputer Stuxnet  mengganggu ribuan sentrifugal Iran di situs nuklir negara itu pada akhir tahun 2000-an. Virus komputer tersebut diyakini sebagai buatan bersama AS-Israel.

 
Berita Terpopuler