AS Siap Gelontorkan 450 Juta Dolar Lagi untuk Bantuan Keamanan Ukraina

Presiden AS Joe Biden mengesahkan paket bantuan untuk Ukraina untuk ke-13 kalinya.

AP/Susan Walsh
Presiden AS Joe Biden kembali mengesahkan paket bantuan keamanan untuk Ukraina.
Rep: Mabruroh Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan tambahan 450 juta dolar AS sebagai bantuan keamanan ke Ukraina. Washington menyebutkan bahwa bantuan itu sebagai dukungan bagi Kyiv untuk mempertahankan demokrasinya dalam menghadapi perang Rusia.

Koordinator Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Komunikasi Strategis, John Kirby, mengatakan bantuan tersebut berisi senjata dan peralatan. Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi baru, amunisi tambahan untuk sistem artileri yang telah disediakan, dan kapal patroli akan dipasok untuk membantu Ukraina mempertahankan pantai dan wilayah perairannya.

"Ini adalah kali ke-13 Presiden (Joe) Biden mengesahkan paket bantuan di bawah presidential drawdown authority selama krisis ini," kata Kirby pada konferensi pers Gedung Putih, Kamis (23/6/2022).

Sejak 24 Februari, ketika Rusia melancarkan perang terhadap Ukraina, AS telah memberikan bantuan kepada Ukraina sekitar 6,1 miliar dolar.  Menurut Kirby, Amerika Serikat akan terus memperkuat pertahanan Ukraina dan mendukung kedaulatan dan integritas teritorialnya, dilansir Anadolu Agency, Jumat (24/6/2022).

Lebih dari 4.600 warga sipil tewas di Ukraina sejak perang dimulai. Sekitar 15 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, dengan lebih dari delapan juta pindah ke negara tetangga, menurut data PBB.

Baca Juga

Keanggotan Uni Eropa
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, pencalonan Ukraina sebagai anggota Uni Eropa merupakan langkah besar dalam upaya memperkuat Eropa di saat Rusia menguji kebebasan dan persatuan benua itu. Pencalonan dilakukan menyusul sikap Rusia yang melanjutkan serangannya ke wilayah Donbas, Ukraina timur.

Invasi yang Presiden Rusia Vladimir Putin sebut sebagai "operasi militer khusus" itu merupakan konflik terbesar antara negara di Eropa sejak Perang Dunia II. Serangan Rusia ke Ukraina juga memicu krisis energi dan pangan dunia.

Setelah gagal merebut Kiev, pasukan Putin kini fokus menguasai Ukraina Timur. Tanpa ada tanda-tanda perang akhir berakhir, risiko konflik dapat melebar ke penjuru Eropa.

Di Brussels, Jumat (24/6/2022) pada pemimpin-pemimpin Uni Eropa, Zelenskyy mengatakan keputusan mereka menerima pencalonan Kiev merupakan hal yang paling penting sejak Ukraina keluar dari Uni Soviet 31 tahun lalu. Menurutnya, keputusan tidak hanya diambil untuk keuntungan Ukraina.

"Tapi ini langkah besar menuju penguatan Eropa yang telah dilakukan saat ini, di masa kami dan ketika perang Rusia menguji kemampuan kami untuk menjaga kebebasan dan persatuan," katanya.

 
Berita Terpopuler