Cara Mengatasi Sumbatan Pembuluh Darah Pada Jamaah Haji

Penyumbatan pembuluh darah jamaah haji terjadi akibat penerbangan lama.

Republika/Ali Yusuf
Cara Mengatasi Sumbatan Pembuluh Darah Pada Jamaah Haji. Foto: dr Muhammad Mansyur Madjid dokter spesialis penyakit dalam, saat melakukan pemeriksaan saat visitasi jamaah haji SOC 6, Jumat (10/6).
Rep: Ali Yusuf Red: Muhammad Hafil

IHRAM.CO.ID,MADINAH—Tim visitasi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menemukan jamaah dengan kasus kaki bengkak atau lebih dikenal sumbatan pembuluh darah vena dalam (Deep Vein Thrombosis). Kasus ini ditemukan tim visitasi sektor satu Hotel Grand Plaza pada Rabu (8/6/2022) sehari setelah jamaah tiba di Madinah.

Baca Juga

“Pada saat kami melakukan visitasi di sektor satu, kami menemukan jamaah tersebut mengeluh kakinya bengkak disertai dengan nyeri,” kata dr Muhammad Mansyur Madjid dokter spesialis penyakit dalam, saat menyampaikan hasil visitasi kepada Republika, Jumat (10/6/2022).

Muhammad Mansyur Madjid menerangkan, dari hasil pemeriksaan, jamaah tersebut menderita penyakit sumbatan pembuluh darah vena dalam (Deep Vein Thrombosis), sehingga perlu dilakukan penanganan lebih cepat. Untuk itu, tim visitasi memutuskan merujuk jamaah yang bersangkutan ke KKHI Madinah untuk penanganan lebih lanjut.

“Tujuannya agar jamaah segera mendapatkan penanganan yang lebih cepat dan tepat,” katanya.

Muhammad Mansyur Madjid menyampaikan, penyakit ini sering ditemukan pada jamaah haji Indonesia, akibat penerbangan yang terlalu lama dan tidak melakukan peregangan atau minim gerakan selama dalam penerbang. Sehingga mudah terbentuk trombus atau gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah vena di kaki.

Oleh karena itu, dia menyarankan, tenaga kesehatan haji (TKH) kolter untuk membimbingan jamaah haji, melakukan gerakan-gerakan tertentu, secara serempak di dalam pesawat. Gerakan ini dapat dilakukan dua sampai tiga jam setelah pesawat lepas landas.

“Lakukan gerakan ini minimal dua kali selama penerbangan selama lima sampai sepuluh menit,” katanya.

Selain itu jamaah juga disarankan banyak minum air putih, makan yang cukup dan jangan takut ke toilet. Banyak jamaah malas ke toilet karena tidak tahu cara menggunakannya dan tidak biasa istinja tanpa air.

“Inilah yang membuat jamaah takut makan dan minum selama penerbangan yang menyebabkan jamaah kurang bergerak (immobilisasi),” katanya.

 

 

Sementara, Tim visitasi sektor Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah membantu rombongan jamaah yang lupa jalan menuju hotel pemondokannya. Mereka tersesat setelah melaksanakan sholat dzuhur di Masjid Nabawi, Kamis (9/6/2022) pada 13.45 WAS.

Rombongan jamaah tersebut berasal dari kelompok terbang (kloter) SUB 07. Jamaah yang semuanya perempuan ini terlihat kebingungan mencari-cari jalan pulang menuju hotelnya. Mereka akhirnya hanya bisa terduduk di emperan pertokoan berharap petugas datang menghampiri.

Beruntung ada tim visitasi sektor KKHI Madinah berada di lokasi setelah melakukan pemeriksaan jamaah di sektor dua. Melihat rombongan dokter, jamaah terlihat semringah dan mulai menceritakan kronologi lupa jalan pulang.

Kesempatan ini digunakan oleh tim visitasi yang diketuai oleh dr Sukarti Spesialis Paru untuk melakukan edukasi pesan-pesan kesehatan kepada rombongan jamaah haji tersebut. Sukarti meminta jamaah patuh minum jangan tunggu haus.

Kemudian jamaah juga diminta untuk tetap menggunakan alat pelindung diri seperti masker, kaca mata hitam, payung alas kaki dan semprotan saat keluar pondokan. Pada saat itu juga Sukarti mengingatkan agar jamaah menghafal pintu gerbang masuk masjid Nabawi, agar mudah kembali menuju jalan pulang.

Selain itu tim lainnya membantu menghubungi dokter kloter dan memfasilitasi rombongan pulang menuju ke pondokan menggunakan ambulan KKHI Madinah.

Kejadian ini diharapkan tidak terulang lagi pada jamaah haji Indonesia lainnya. Untuk itu edukasi menjadi sangat penting untuk terus menerus disampaikan kepada jamaah. Baik oleh petugas kloter, sektor, maupun KKHI.

 

 

 
Berita Terpopuler