Kode dari Anies Siap Berkolaborasi dengan PKS

Teriakan dukungan untuk Anies jadi presiden dari kader PKS menggema di Milad ke-20.

Republika/Putra M. Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan pada Milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022). Milad ke-20 PKS yang dihadiri oleh ribuan anggota simpatisan PKS, ketua umum partai dan tokoh-tokoh nasional itu bertemakan Kolaborasi Melayani Indonesia. Republika/Putra M. Akbar
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Rr Laeny Sulistyawati

Baca Juga

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir langsung dalam puncak perayaan Milad ke-20 Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022). Sejak kedatangannya di Istora Senayan, teriakan dukungan untuk menjadi presiden dari kader PKS terus menggema.

Gema dukungan berlanjut ketika Anies naik ke atas panggung untuk menyampaikan pidatonya dalam acara Milad ke-20 PKS. Ia menutup pidatonya dengan pantun, yang menyatakan bahwa dirinya berpeluang kembali bersama PKS setelah masanya sebagai Gubernur DKI Jakarta selesai.

"Sepeda Habib Salim melaju kencang di jalan, Habib Aboe Bakar dan Bang Syaikhu mengikuti naik kendaraan. Bersama PKS kemarin penuh dengan kenangan, kembali bersama PKS esok penuh dengan harapan," ujar Anies menyampaikan pantunnya di depan elite PKS, Ahad.

Sebelum itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada PKS yang telah mengusungnya di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang lalu. Terima kasih juga disampaikannya kepada Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta yang telah mengawal pemerintahannya.

"Amanat yang diembankan oleh PKS di Jakarta bersama dengan Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta telah kita jalankan sebaik-baiknyanya di Jakarta. Terima kasih yang mendampingi bersama, PAN yang ikut mendampingi, PKB yang ikut dalam perjalanan kita," ujar Anies.

Ia menyampaikan pesan di usia ke-20 PKS, agar menunaikan dan menghadirkan keadilan yang menjadi nama tengah dari partai tersebut. Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman yang perlu disatukan untuk mencapai tujuan bersama. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjadi salah satu tujuan dapat menjadi alat untuk mempersatukan berbagai elemen.

"Kita bhineka, tetapi kita tungga, memilih untuk satu dan itu yang membuat Indonesia menjadi unik. Persatuan inilah yang harus kita jaga bersama-sama, keragaman adalah karunia tuhan, persatuan adalah ikhtiar kita, dan telah berhasil mengikhtiarkan persatuan yang ada," ujar Anies.

 

 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi tak menampik jika perayaan ini bisa menjadi ajang bagi partainya untuk mencari sosok yang akan diusung sebagai calon presiden (capres) di 2024. Ia pun menyebut sejumlah nama, seperti Anies, Sandiaga, dan Muhaimin.

"Pak Muhaimin kalau dilamar (PKS menjadi capres) jangan kaget-kaget, Pak Anies atau Pak Sandi," ujar Aboe dalam pidato pembukaannya, Ahad (29/5).

Ia pun menyebut bahwa PKS dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga berpeluang untuk berjodoh untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Namun ia menjelaskan, semua nama itu masih sangat berpeluang untuk diusung partainya.

"Siapa tahu, siapa tahu pas kumpul-kumpul begini ada yang berjodoh di 2024. Kita tidak tahu siapa yang bisa kita pinang di depan mata ini, mana yang paling cantik," ujar Aboe.

Presiden PKS, Ahmad Syaikhu mengungkapkan bahwa kolaborasi merupakan salah satu kunci menyambut Pemilu 2024.

"Dalam kesempatan ini menyaksikan pada PKS, simpatisan, PKS InsyaAllah siap berkolaborasi melahirkan pemimpin-pemimpin, capres-cawapres pada tahun 2024," ujar Syaikhu dalam pidato kebangsaan perayaan Milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Ahad.

Kendati demikian, ia melihat adanya kendala dalam melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang memiliki komitmen untuk membangun Indonesia. Salah satunya adalah ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.

"Kendala tidak ada partai politik yang bisa memajukan secara leluasa kader-kadernya untuk bisa tampil menjadi pemimpin pemimpin nasional. Oleh karena itu sudah selayaknyalah kita sebagai elemen-elemen partai politik, syukur-syukur dalam era kolaborasi yang pada hari ini kita bisa melakukan judicial review terhadap ketentuan presidential threshold 20 persen ini," ujar Syaikhu.

 

 

Sebelumnya, peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengibaratkan nasib Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bukan anggota partai politik sebagai kendaraan politik menuju Pilpres 2024 yang mirip seperti kondisi Presiden Joko Widodo yang dipilih sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2014. Siti menjelaskan, dulu Joko Widodo juga bingung mencari partai yang betul-betul mau mengusungnya dalam pilpres 2014. 

"Sampai-sampai deklarasi dilakukan dalam waktu yang sudah mepet. Akhirnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung dan mendukungnya dengan berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya," ujar Siti saat dihubungi Republika, Rabu (25/5/2022). 

Saat ini, dia menambahkan, parpol sedang saling menjajaki untuk membangun koalisi. Telah terbentuk koalisi Indonesia bersatu yang digawangi oleh partai Golkar, PPP dan PAN.

Menurutnya, tak tertutup kemungkinan akan muncul pula koalisi-koalisi lainnya yang digawangi partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat. Koalisi lainnya yang digawangi PDIP, partai Gerindra dan PKB juga jemungkinan akan terbentuk. Lebih lanjut ia mengatakan, elite partai politik pada dasarnya lebih mempertimbangkan faktor sosok/tokoh yang bisa memenangkan pilpres. 

"Jadi, tidak sekadar faktor kader, non-kader pun kalau mampu memenangkan pilpres, maka parpol akan meminang dan mengusungnya dalam pilpres," katanya.

Karena itu, dia menambahkan, tokoh yang digemari rakyat dan dipercaya mampu membawa Indonesia maju rakyat berdaya, maka parpol akan mengusungnya. Jadi, ia menilai tak ada alasan bagi Anies dan rakyat yang mendukungnya untuk pesimis dan khawatir tidak bisa ikut dalam kompetisi pilpres 2024. 

"Prospek Anies akan cerah di pilpres 2024 karena dia diyakini memiliki kapasitas untuk memimpin Indonesia pascapandemi Covid-19," ujarnya. 

Sementara, pengamat kebijakan publik, Karyono Wibowo menilai meski Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bukan anggota partai politik (parpol) yang artinya tak ada kendaraan politik, Anies masih punya peluang ikut Pilpres 2024. Menurutnya, semuanya akan ditentukan oleh elektabilitas Anies dan jika nantinya parpol tak memiliki capres internal.

 

"Menurut saya meski agak berat, masih ada celah. Anies bisa jadi capres atau cawapres 2024 yang ditentukan oleh seberapa kuat elektabilitasnya," katanya. 

Jika elektabilitas Anies bisa terus melonjak, dia melanjutkan, tentu akan ada parpol yang melihat Anies sebagai sosok yang potensial, baik menjadi capres atau cawapres. Sebaliknya, kalau elektabilitas Anies stagnan, bahkan menurun maka ia melihat semakin sulit bagi Anies untuk mendapatkan tiket pilpres dari parpol.

"Masing-masing partai punya kepentingan mengusung kadernya untuk jadi capres atau cawapres.  Anies kan bukan kader partai, kecuali tak ada figur yang layak untuk diusung sebagai capres atau cawapres," ujarnya.

 

Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

 
Berita Terpopuler