Hoaks Terus Beredar di AS: Bill Gates Disebut Teroris Biologis di Balik Wabah Cacar Monyet

Politikus dan influencer di AS banyak yang gaungkan hoaks cacar monyet.

CDC via AP
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo. Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Sejumlah politikus dan influencer di AS menggaungkan hoaks cacar monyet di media sosial.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan wabah cacar monyet di beberapa negara turut diwarnai dengan beredarnya berbagai teori konspirasi yang menyesatkan. Ironisnya, beragam hoaks tak berdasar tersebut justru digaungkan oleh politikus hingga influencer sayap kanan AS, seperti politikus Marjorie Taylor Greene dan influencer Alex Jones.

Seperti halnya teori konspirasi seputar Covid-19, banyak narasi tak berdasar yang disampaikan dalam teori-teori konspirasi ini. Salah satu yang paling populer dan banyak beredar di dunia maya adalah Bill Gates disebut turut andil dalam terjadinya wabah cacar monyet saat ini.

Bahkan, Gates mendapat julukan sebagai teroris biologis. Ada ribuan cicitan di Twitter yang menyebut Gates dengan sebuah tagar #bioterrorist. Para penyebar teori konspirasi ini menuduh Gates telah merencanakan wabah cacar monyet dan meminta pihak berwenang untuk menangkap Gates.

"(Gates) terlihat sangat khawatir mengenai cacar monyet karena ini sesuatu, yang tampaknya, bisa menjadi peluang baginya untuk meraup banyak uang," jelas politikus Marjorie Taylor Greene dalam siaran MTG:Live di Facebook Live, seperti dilansir Insider, Jumat (27/5/2022).

Selain Gates, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menjadi sasaran utama dalam teori konspirasi yang beredar seputar cacar monyet. Meyakini teori konspirasi ini, politikus Paul Gosar mendorong agar pendanaan untuk WHO dihentikan. Beberapa waktu lalu, Gosar juga sempat membuat pernyataan keliru seputar insiden penembakan sekolah di Texas.

Influencer Alex Jones turut andil dalam penyebaran teori konspirasi lain seputar cacar monyet. Meski sudah terbukti tidak benar, Jones bersikeras bahwa vaksin Covid-19 merupakan penyebab terjadinya wabah cacar monyet.

Jones dikenal sebagai influencer yang menyebarkan beberapa informasi keliru. Jones bahkan terbukti bersalah dalam tiga gugatan pencemaran nama baik tahun lalu setelah mempromosikan konspirasi teori bahwa penembakan massal di Sandy Hook Elementary School adalah hoaks.

Influencer nasionalis di China, Shu Chang, juga tampak menyebarkan teori konspirasi menyesatkan lewat media sosial Weibo. Menurut Chang, Amerika Serikat sengaja membuat wabah cacar monyet.

"Sebuah rencana Amerika Serikat untuk membocorkan virus monkeypox yang sudah di direkayasa secara biologis," kata Chang.

Beragam sosok terkenal lain seperti penyiar radio Stew Peters hingga influencer Jordan Sather juga menyebarkan berbagai hoaks seputar cacar monyet. Melihat masifnya penyebaran hoaks ini, media sosial Facebook mulai mengambil langkah tegas.

Facebook telah melabeli sejumlah video yang memuat teori konspirasi menyesatkan dengan tanda "informasi keliru". Salah satu di antaranya adalah video dari PolitiFact yang menyatakan bahwa virus monkeypox merupakan hasil dari biowarfare. Pernyataan ini sudah terbukti menyesatkan dan tidak berdasar.

Baca Juga

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menekankan bahwa penyakit cacar monyet pada manusia telah ditemukan sejak 1970. Data CDC menunjukkan bahwa 12 tahun sebelumnya, cacar monyet hanya ditemukan pada koloni monyet saja.

Cacar monyet merupakan bentuk yang lebih ringan dari cacar atau smallpox yang kini sudah tereradikasi dari dunia. Cacar monyet dapat memicu gejala seperti pembengkakan di kelenjar getah bening, sakit kepala, kelelahan, hingga muncul ruam atau lenting di kulit.

Penyakit cacar monyet dapat ditularkan melalui kontak erat dengan ruam atau cairan tubuh dari penderita cacar monyet. Cacar monyet rata-rata berlangsung selama satu sampai dua pekan.

Wabah cacar monyet pada manusia saat ini telah terdeteksi, setidaknya di 16 negara. Para ahli meyakini bahwa wabah cacar monyet ini tidak akan berkembang menjadi seserius pandemi Covid-19. Alasannya, cacar monyet jauh lebih mudah untuk dikendalikan dan vaksin cacar bisa digunakan untuk pencegahan.

 
Berita Terpopuler