Pakar Genetik: Jenis Kelamin Terbentuk Sejak Janin, Seksualitas Dipengaruhi Faktor Luar

Pakar genetik menyebut seksualitas dipengaruhi oleh faktor luar, seperti pergaulan.

Reuters
Ilustrasi kampanye pro LGBT. Seksualitas seseorang dipengaruhi faktor dari luar, seperti lingkungan, sosial, psikologis, dan pergaulan.
Rep: Dadang Kurnia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ahli genetik Universitas Airlangga (Unair) Zakiyatul Faizah mengungkapkan penyebab seseorang menjadi penyuka sesama jenis tidak ada kaitannya dengan faktor genetik. Ia menjelaskan, manusia dibedakan secara jenis kelamin menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan.

Laki-laki memiliki kromosom XY, sedangkan perempuan kromosom XX. Untuk dapat terbentuk laki-laki dan perempuan yang sempurna, perlu ada kromosom, gen, dan hormon yang normal.

Dalam kondisi tertentu, muncul beberapa kelainan yang mengakibatkan tidak terbentuknya laki-laki dan perempuan yang sempurna. Kelainan ini bisa terjadi pada tingkat kromosom, gen, maupun hormonal. Spektrum kelainan ini juga sangat luas, dari yang tidak berbahaya sampai mengancam jiwa.

"Bisa jadi seseorang berpenampilan laki-laki, tapi memiliki kromosom wanita atau sebaliknya," kata Faizah, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga

Faizah menjelaskan, kelainan pada gen penentu jenis kelamin dapat memengaruhi bentuk organ kelamin dan ciri seksual sekunder seseorang. Untuk memastikan kelainan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium karena tidak bisa hanya dengan klaim sepihak.

Biasanya, menurut Faizah, pada orang yang mengalami kelainan pada jenis kelaminnya diberi pilihan untuk menjadi laki-laki atau perempuan. Tentunya dengan melalui pemeriksaan dan konsultasi secara holistik.

"Jenis kelamin itu berbeda dengan gender dan seksualitas," ujarnya.

Faizah menjelaskan, jenis kelamin seseorang terbentuk sejak di dalam kandungan. Sementara, gender dan seksualitas dipengaruhi faktor dari luar, seperti lingkungan, sosial, psikologis, dan pergaulan.

"Bisa jadi memang bisa ada kelainan pada kromosom, gen, maupun hormonalnya, sehingga tidak menjadi laki-laki dan perempuan sempurna, tapi itu harus benar-benar dibuktikan melalui serangkaian pemeriksaan bahwa benar ada kelainan, tetapi jenis kelamin itu berbeda dengan gender dan seksualitas," kata dia.

Menurut Faizah, seksualitas sangat dipengaruhi faktor dari luar. Dalam beberapa kasus, terdapat seorang laki-laki atau perempuan normal, tapi preferensi orientasi seksualnya tidak sebagaimana laki-laki dan perempuan normal.

"Karena seksualitas dipengaruhi oleh banyak hal, bisa jadi memang bisa berubah-ubah sesuai pengaruh yang didapatkan. Tapi secara genetik, jenis kelamin itu tidak bisa berubah-ubah," ujarnya.

 
Berita Terpopuler