Masjid Faisal: Harta Nasional Pakistan Rancangan Orang Turkiye

Raja Saudi Faisal diketahui memberikan hibah sebesar 120 juta dolar AS untuk pembangu

Atlasobscura
Masjid Faisal
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Masjid Faisal merupakan salah satu bangunan paling besar dan klasik di Pakistan. Bangunan ibadah tersebut terletak di kaki Bukit Margalla, Islamabad.

Penamaan bangunan tersebut mengikuti nama pendonor utamanya, yakni Faisal bin Abdulaziz Al Saud. Masjid ini menjadi lokasi yang terbesar di Pakistan, sekaligus salah satu tempat wisata paling populer dan bersejarah di negara tersebut.
 
Raja Saudi Faisal diketahui memberikan hibah sebesar 120 juta dolar AS untuk pembangunan masjid di Pakistan. Hal tersebut dilakukan ketika ia melakukan kunjungan bersejarah ke negara itu pada 1966.
 
Sebuah kompetisi untuk desain masjid lantas diadakan, yang menerima 43 proposal otentik dari 17 negara. Dari puluhan desain yang masuk, karya milik arsitek Turki, Vedat Dalokay, dianggap sebagai satu-satunya yang layak memenangkan kontes tersebut.
 
Dilansir di Daily Sabah, Selasa (17/5), Dalokay merupakan lulusan Fakultas Arsitektur Universitas Teknik Istanbul (ITÜ) pada 1949. Ia sempat menjabat sebagai arsitek di layanan pos nasional Turki, PTT, serta Kementerian Pekerjaan Umum pada 1950-1951.
 
Ia menyelesaikan studi pascasarjana di Sorbonne Urbanism Institute Paris pada 1951-1952. Lantas, ia bekerja di kantor arsitek terkenal seperti Auguste Perret dan Charles-Edouard Jeanneret, yang dikenal sebagai Le Corbusier.
 
Dalokay mendirikan bengkel arsitekturnya sendiri di ibu kota Ankara pada 1954. Antara tahun 1964 dan 1968, ia menjabat sebagai ketua cabang Kamar Arsitek Ankara dan sekretaris jenderal Kamar Arsitek Turki.
 
Tanah di dekat kaki Bukit Margalla ditetapkan oleh pemerintah Pakistan untuk pembangunan masjid. Pada Maret 1975, muncul berita duka mendiang Raja Saudi dibunuh. Fondasi masjid baru dapat diletakkan setahun kemudian, oleh penggantinya Raja Khalid bin Abdulaziz Al Saud.
 
Atas rangkaian peristiwa yang terjadi, pemerintah Pakistan memutuskan menamai masjid dan jalan menuju situs tersebut dengan nama mendiang Raja Faisal.
 
 

 

Selain dianggap sebagai masjid terbesar di dunia, Masjid Faisal juga diberi julukan sebagai Masjid Nasional Pakistan. Proyek masjid ini selesai pada 1986.
 
Bangunan suci ini disebut sempat digunakan untuk menampung Universitas Islam Internasional beberapa tahun lalu. Namun, lembaga pendidikan tersebut pindah ke kampus baru pada 2000.
 
Desain Masjid Faisal disebut-sebut tidak biasa, karena dirancang tanpa kubah dan lengkungan, yang biasanya ditemukan di masjid lain seluruh dunia. Keberadaannya seolah menjadi hal yang revolusioner, dalam hal menyatukan modern dan tradisional.
 
Hadirnya masjid ini merupakan puncak dari arsitektur modern yang dipadukan dengan seni dekorasi tradisional Pakistan. Desain dan struktur artistik yang tidak biasa ini meningkatkan popularitasnya di Asia Selatan.
 
Masjid ini meliputi area seluas 5.000 meter persegi dan desainnya menyerupai tenda gurun Badui. Atap masjid yang seperti tenda menggambarkan piramida terpotong, dengan empat menara raksasa yang dibangun di empat sudut luarnya.
 
Tak hanya itu, aula utama delapan sisi masjid disebut-sebut mengambil inspirasi dari budaya Arab. Sementara untuk bentuk menara yang indah terinspirasi oleh arsitektur Turki.
 
Tidak seperti masjid tradisional di seluruh dunia, Masjid Faisal tidak didukung oleh kubah atau lengkungan apa pun. Masjid ini terbuat dari marmer putih, dan interiornya dihiasi dengan mosaik dan lampu gantung Turki yang menakjubkan.
 
Dinding bagian barat masjid memiliki pola mosaik, di mana Kalimah (frasa Islam yang sering dibacakan oleh umat Islam) ditulis dalam aksara Kufi, diulang dalam efek bayangan cermin. Kaligrafi dan dekorasi mozaik, yang meningkatkan nilai estetika masjid, dibuat oleh seniman Pakistan Sadequain.
 
Arsitek Dalokay pernah berkata ia mencoba menangkap semangat, proporsi dan geometri Ka'bah secara abstrak murni dalam desain bangunan ibadah tersebut.
 
Dalam hal ukuran dan kapasitas, Masjid Faisal dapat menampung sekitar 250.000 jamaah di dalam dan 100.000 jamaah di luar atau halaman pada satu waktu. Jumlah jamaah berlipat ganda selama bulan Ramadhan, dengan beberapa agenda tambahan diberikan kepada mereka.
 
Saat ini, masjid itu telah menjadi simbol lintas-budaya dan simbol suci dari budaya Pakistan. Banyak orang percaya, masjid merupakan harapan dan aspirasi rakyat negara itu, sehingga menjadi simbol nasional Pakistan.
 
Karena popularitasnya di seluruh dunia, ia lantas menjadi daya tarik wisata utama dan pengaruh dalam arsitektur Islam. Masjid Faisal disebutkan berkali-kali, bahkan dalam buku terkenal “The Kite Runner” oleh Khaled Hosseini.  //  Zahrotul Oktaviani
 
 

 
Berita Terpopuler