Pilihan Diet dan Olahraga untuk Cegah Masalah Seksual, Termasuk Difungsi Ereksi

Diet sehat dan olahraga dapat mencegah masalah seksual, seperti disfungsi ereksi.

Flickr
Makanan sehat (ilustrasi). Kurangi makanan cepat saji, tingkatkan asupan buah dan sayuran untuk mencegah disfungsi ereksi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis urologi-konsultan andrologi urologi, Widi Atmoko, menjelaskan bahwa penerapan diet sehat mampu mencegah masalah seksual seperti gangguan atau disfungsi ereksi. Gangguan ereksi ditandai ketidakmampuan seorang pria melakukan ereksi selama tiga bulan secara terus menerus dengan berbagai penyebab, mulai dari penyakit diabetes hingga gaya hidup tak sehat.

Baca Juga

"Bukan hanya masalah seksual seperti ereksi, tetapi masalah lain seperti jantung juga harus diet sehat. Kaitannya dengan ereksi, kita harus kurangi makanan cepat saji atau fast food, kemudian meningkatkan asupan buah-buahan dan sayuran," ujar Widi dalam webinar kesehatan, Kamis (28/4/2022).

Widi yang juga berpraktik di RSUPN Ciptomangunkusumo itu menyarankan pria membatasi asupan kedelai. Sebab, asupan berlebihan dapat menurunkan kadar androgen atau testosteron sehingga menurunkan libido.

Konsumsi kopi secara teratur dikatakan berdampak baik bagi kesehatan seksual. Sebab, kopi dapat meningkatkan kadar testosteron sekaligus membantu mengatasi masalah ejakulasi dini atau prematur.

Selanjutnya, coba lakukan detoks tubuh, yakni dengan menjauhi minuman beralkohol karena alkohol dapat mengganggu persinyalan dalam hormon dan saraf pada kelenjar penis. Khusus bagi pria yang suka membangun otot, sebaiknya mewaspadai steroid berlebihan.

Asupan steroid yang berlebihan memang dapat meningkatkan massa otot, tetapi sekaligus menurunkan efek hormon libido. Berikutnya, sebaiknya setop merokok.

Kebiasaan merokok menimbulkan risiko impotensi sebesar 1,8-3 kali lipat. Widi mengatakan, para pria juga sebaiknya menjaga berat badan normal. Lemak berlebihan yang umum dijumpai pada kondisi obesitas akan mengubah hormon libido atau testosteron menjadi estrogen.

"Ketika ini terjadi akan menimbulkan disregulasi atau ketidakseimbangan hormon sehingga mengakibatkan impotensi, gangguan ejakulasi dan hipogonadisme atau masalah kekurangan hormon testosteron," kata dokter dari Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) ini.

Hal lain yang juga perlu dilakukan ialah rutin melakukan olahraga dan menghindari hidup sedenter. Gaya hidup sedenter atau tak aktif bergerak meningkatkan risiko disfungsi seksual sebesar 31 persen.

Soal olahraga, menurut Widi, jenis olahraga yang baik untuk jantung seperti lari dan bersepeda juga bagus untuk fungsi seksual. Khusus untuk mereka yang suka bersepeda, sebaiknya lakukan dulu bike fitting agar postur tubuh dengan ukuran sepeda dan pedal bisa sesuai.

"Karena pada kondisi tidak dilakukan bike fitting dengan baik, posisinya tidak ergonomis, tekanan di daerah selangkangan cukup tinggi maka justru akan mengakibatkan masalah ereksi, terutama bila yang suka melakukannya diatas 100 km misalnya, harus hati-hati," ujar Widi.

Senam kegel juga dapat dilakukan. Senam ini bisa membantu menguatkan otot dasar panggul, mengoordinasikan otot yang berperan dalam proses ereksi dan ejakulasi serta melatih kontraksi di daerah anus.

Widi menyarankan pria melakukan senam kegel 90 kali dalam sehari, yakni 30 kali pagi, 30 kali siang, dan 30 kali malam hari. Terakhir, sebaiknya penuhi kebutuhan tidur yang cukup yakni enam hingga jam. Kondisi kurang tidur atau bahkan insomnia dapat menyebabkan penurunan kadar testosteron.

 

 
Berita Terpopuler