4 Hal Mungkin Bakal Berubah Setelah Elon Musk Beli Twitter

Kesepakatan Twitter dengan Musk telah memicu spekulasi tentang nasib Twitter.

EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
CEO Tesla Elon Musk baru saja mencapai kesepakatan membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 633 triliun.
Rep: Meiliza Laveda Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – CEO Tesla Elon Musk baru saja mencapai kesepakatan membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 633 triliun. Kabar itu muncul setelah Musk, yang merupakan pemegang saham terbesar, 9,2 persen, sempat menolak tawaran menjadi dewan Twitter. 

Baca Juga

Kesepakatan Twitter dengan Musk telah memicu spekulasi tentang nasib Twitter di masa depan. “Saya ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur baru. Twitter memiliki potensi luar biasa dan saya berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan serta komunitas penggunanya,” kata Musk. 

Apa saja empat perubahan yang akan dicapai Musk setelah membeli Twitter?

1.Moderasi konten

Sebelum mengungkapkan niat kepemilikan Twitter, Musk telah menentukan topik yang diperbolehkan di platform. Misal, pada akhir Maret lalu, ia mengunggah tweet jajak pendapat soal kebebasan berbicara.

“Kebebasan berbicara sangat penting untuk demokrasi. Apakah Anda percaya Twitter secara ketat mematuhi prinsip ini?” tanya Musk. Sekitar 70 persen dari dua juta responden menjawab tidak.

Seberapa besar pengaruh Musk terhadap moderasi konten menjadi pertanyaan terbuka. Twitter mengatakan keputusan kebijakannya tidak ditentukan oleh dewan atau pemegang saham dan tidak memiliki rencana untuk membalikkan kebijakan yang ada.

2.Lawan kasus penipuan kripto

Maraknya kasus penipuan kripto telah menjadi masalah yang secara pribadi berdampak pada Musk. Penipu telah menyamar sebagai Musk menggunakan akun palsu di berbagai situs media sosial dalam upaya membuat orang memberikan uang kripto mereka. Pada tahun 2020, akun Musk juga termasuk di antara akun Twitter terkenal yang diretas untuk mendorong penipuan bitcoin.

Pada bulan Januari, Musk mengeluh bahwa Twitter menghabiskan waktunya untuk foto profil non fungible token (NFT) daripada melawan bot spam kripto. “Twitter menghabiskan sumber daya untuk produk gambar profil NFT. Sementara para penipu marak di berbagai utas!?" ucap dia.

Musk juga menyebut bot merupakan satu-satunya masalah yang paling menjengkelkan di Twitter. Pada Kamis, ia mengunggah cuitan, jika Twitter berhasil dibeli, ia akan menghilangkan bot spam.

 

3.Hadirkan tombol edit

Pengguna Twitter telah lama meminta cara untuk mengedit tweet mereka karena kesalahan ketik dan masalah lainnya. Namun, fitur yang sangat diminta ini belum menjadi prioritas utama perusahaan.Twitter memang menyertakan cara untuk membatalkan tweet sebagai bagian dari paket berlangganan Twitter Blue tiga dolar AS per bulan.

Pada 4 April, Musk mengemukakan gagasan tentang tombol edit dengan membuat jajak pendapat. Lebih dari empat juta suara terkumpul dengan hampir tiga perempat mendukung gagasan tersebut. Musk belum memberikan pandangannya tentang perlunya ada fitur tombol edit. Pada 5 April, Twitter mengumumkan pihaknya telah mengerjakan fitur edit sejak tahun lalu. “Tidak, kami tidak mendapatkan ide dari polling,” kata tim komunikasi Twitter.

4.Algoritma Twitter                           

Dikutip CNet, Selasa (26/4/2022), pengguna media sosial mengeluh bahwa algoritme mengendalikan hidup mereka, menarik mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Twitter, Facebook, dan platform media sosial lainnya. Beberapa pengguna Twitter lebih suka melihat tweet dalam urutan kronologis. Pada Maret, Twitter membatalkan perubahan yang akan menampilkan umpan algoritmik secara default setelah keluhan pengguna.

 

Musk telah menyarankan Twitter dapat membuat algoritme open source. Musk tidak merinci apa yang akan terjadi, tetapi open source tersedia secara bebas dan dapat diubah. Dia mengajukan gagasan itu dalam jajak pendapat pada 24 Maret. Sekitar 83 persen dari satu juta responden menjawab “Ya.”

 
Berita Terpopuler