Antisipasi Macet Arus Balik, Polisi Siapkan Sejumlah Skenario

Dikhawatirkan, 13 gardu GT Halim tak mampu tampung kendaraan arus balik lebaran.

Dok Polda Metro
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo.
Rep: Ali Mansur Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyiapkan skenario antisipasi kepadatan lalu lintas saat arus balik dari arah timur menuju Jakarta di Gerbang Tol (GT) Halim pada saat arus balik libur lebaran. Termasuk antisipasi sistem satu arah (one way) dari Kalikangkung hingga KM 3.500 Halim yang akan dilaksanakan pada 7-8 Mei 2022 usai liburan Lebaran.

"Itu yang kita khawatirkan adalah bahwa gerbang tol Halim dengan hanya 13 gardu tidak akan mampu menampung jumlah kendaraan yang bagaikan air bah akan masuk ke Jakarta," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo saat dikonfirmasi, Selasa, Selasa (26/4).

Kemudian, kata Sambodo, untuk mengantisipasi itu ada beberapa pintu keluar tol Jakarta arah Cikampek dapat dibuka untuk akses keluar kendaraan dari timur menuju Jakarta. Maka dengan dibukanya pintu keluar tol Jakarta arah Cikampek itu diperkirakan dapat mengurangi kepadatan di GT Halim.

"Ini bicara masuk Jakarta ya, orang bisa ke luar Cibatu, bisa ke luar Tambun, bisa ke luar Bekasi Timur, Bekasi Barat, Jatiwaringin, baru habis itu ke luar Halim. Dipecah-pecah supaya tidak semua kena di Halim," ungkap Sambodo.

 

Sejumlah kendaraan melaju di jalur contraflow Tol Dalam Kota Cawang-Tomang-Pluit , di Jakarta. PT Jasa Marga memberlakukan sistem contraflow dimulai dari KM 00+200 (Halim) sampai KM 08+100 (Senayan) pada pukul 06.00 sampai 10.00 WIB untuk mengurai kemacetan lalu lintas dari arah Halim dengan lalu lintas dari arah Jagorawi, serta mengurangi beban pertemuan lalu lintas di sekitar Simpang Susun Cawang. (Ilustrasi) (Antara/Reno Esnir)

 

Dikatakannya, skenario pertama adalah mengupayakan agar kendaraan di lajur kanan, yang pada kondisi normal digunakan untuk rute Jakarta menuju Cikampek, bisa digunakan untuk kendaraan yang keluar tol dari timur menuju Jakarta. Kata dia, kalau lajur kiri memang sudah pasti bisa ke luar kan ke Bekasi Barat. 

"Kalau yang kanan, dia tidak harus ke kiri dulu untuk bisa ke luar, dia bisa ke luar ngambil di jalur yang tadinya buat masuk sekarang dipakai buat ke luar karena kan ditutup di ujung, kan satu arah semua, jadi yang mau ke arah Cikampek kan pasti ditutup," kata Sambodo.

Skenario kedua disiapkan untuk memecah kepadatan di GT Halim. Yaitu dengan menutup GT Cikunir yang menuju Cawang dan mengalihkan arus lalu lintas dari Tol Layang MBZ ke JORR dan Tanjung Priok. Maka pengendara dilarang ke luar menuju Tol Kota yang dari MBZ langsung diarahkan ke JORR. Sehingga semua pengendara harus ke luar di JORR. 

"Skenario ketiga, Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan pihak Jasa Marga untuk menyediakan mobile card reader. Itu agar mempercepat transaksi sehingga mengurangi kepadatan di gardu keluar tol," ujar dia.

Sambodo mengatakan, skenario keempat akan diterapkan jika kendaraan di GT Halim mencapai lebih dari satu kilometer. Skenario tersebut adalah dengan memberlakukan kendaraan tanpa bertransaksi atau gratis saat melintasi GT Halim. Selain itu gerbang Tol Halim hingga Cawang berpotensi menimbulkan kepadatan karena penyempitan jalur.

"Karena ada penyempitan dari 4 jadi 2, ditambah arus yang dari Cibubur di Cawang. Jadi contraflow tetap kita laksanakan seperti biasanya," ucap Sambodo. 

 

 
Berita Terpopuler