Kuartal I 2022, Penyaluran Kredit BTN Naik Enam Persen

Penyaluran kredit ke sektor perumahan masih mendominasi total kredit BTN.

Foto Dok BTN
Petugas melayani nasabah yang ingin mengajukan kredit perumahan rakyat (KPR) di kantor pusat BTN di Jalan Gajah Mada Nomor 1, Jakarta Pusat (ilustrasi). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 277,13 triliun pada kuartal I 2022.
Rep: Novita Intan Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 277,13 triliun pada kuartal I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 6,04 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 261,34 triliun.

Baca Juga

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan penyaluran kredit ke sektor perumahan masih mendominasi total kredit perseroan sepanjang kuartal I 2022. Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada periode tersebut sebesar Rp 248,57 triliun.

“Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I 2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 134,04 triliun atau tumbuh 9,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 122,96 triliun,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Jumat (22/4/2022).

Menurutnya penyaluran KPR non-subsidi tumbuh 5,16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 84,28 triliun pada kuartal I 2022. Penyaluran KPR, khususnya segmen milenial menjadi salah satu pendorong laju pertumbuhan kredit dari emiten bank dengan kode saham BBTN ini.

Pada kuartal I 2022, dari total pencairan kredit perumahan sebesar Rp8,3 triliun, sebesar 90 persen atau Rp 7,5 triliun mengalir ke nasabah milenial. Sepanjang 2019 sampai 2021, perseroan telah menyalurkan KPR hampir 400 ribu unit kepada milenial.

Kemudian perolehan dana pihak ketiga sebesar Rp 290,53 triliun. Dari jumlah ini, capaian dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar Rp 128,26 triliun atau naik 13,85 persen.

“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15 persen dari total DPK BTN pada kuartal I 2022,” ucapnya.

Haru menyebut kenaikan dana murah juga mampu menekan biaya dana atau cost of fund menjadi 2,41 persen atau turun jika dibandingkan pada kuartal pertama tahun lalu sebesar 3,69 persen. Adapun strategi ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60 persen, mengalami penurunan menjadi hanya 55,85 persen.

“Fokus perseroan dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito turun 10,96 persen menjadi Rp 162,27 triliun pada kuartal I 2022,” ucapnya.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 774,42 miliar atau naik 23,89 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021. Pendapatan bunga bersih tumbuh 28,8 persen menjadi Rp 3,57 triliun.

Dari sisi lain, transformasi digital yang dirancang sejak dua tahun terakhir juga mulai memberikan dampak positif dalam bentuk akuisisi nasabah baru, perluasan akses pasar, dan produktivitas karyawan.

“Keberhasilan pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional telah berdampak positif terhadap penyaluran kredit termasuk ke sektor perumahan,” ucapnya.

 
Berita Terpopuler